Wakasek SMAN 2 Semarang Kaget Puluhan Siswanya Terjaring Razia saat Konvoi
Kemarin sebanyak 50-an siswa SMA 2 Semarang terjaring bersama ratusan siswa dari 16 sekolah SMA dan SMK di Semarang.
Editor: Dewi Agustina
Jika ada siswa yang nekat, pihaknya tak segan membubarkan aksi itu dengan cara sendiri.
"Kami sudah sosialisasi mulai pukul 12.00 WIB. Pengumuman kelulusan pukul 15.00 WIB. Tiga jam sebelum pengumuman kami sambangi beberapa sekolah," katanya saat ditemui Tribun Jateng (Tribunnews.com Network) di Taman Menteri Supeno.
Ronny mengatakan, saat sosialisasi pihaknya berupaya mempersuasif siswa dengan pujian. Menurutnya, cara itu manjur.
"Saya katakan ke para siswa-siswa. Sekolah kalian itu terkenal bagus. Kalau kelulusan tidak pernah konvoi. Tahun ini jangan konvoi lagi ya, pertahankan nama baik sekolah," ungkap Ronny beberkan strateginya.
Begitu kabar kelulusan diumumkan masing-masing sekolah, Ronny pun menyiagakan 250 personelnya di beberapa spot rawan, di antaranya, Taman Menteri Supeno, kawasan Jalan Dr Cipto dan Jatingaleh.
"Kami dibantu puluhan unit Polsek. Mereka kami fungsikan sebagai penyekat arus konvoi para siswa. Kami fokus berjaga di tengah kota untuk mengawasi pergerakan konvoi," terangnya.
Kasat Lantas Polrestabes Semarang, Catur Gatot Effendi berpesan para lulusan tak larut dalam euforia. Menurutnya, kelulusan baiknya disikapi siswa dengan kegiatan positif.
"Kami sudah sebar 200 anggota untuk bersiaga di beberapa titik jalan dan sekolah-sekolah untuk mengantisipasi konvoi," katanya.
Catur menegaskan, pihaknya tak segan memberi sanksi bila ada siswa yang nekat konvoi, bahkan cenderung melanggar aturan lalu lintas. Pemberian sanksi mulai peneguran hingga penilangan.
"Kalau ada siswa yang boncengan tiga, tak pakai helm, motor tidak standar pabrik, melawan arah, pasti kami tilang," tegas Catur.
Para personelnya akan siaga mulai pukul 15.00 hingga tak ditemui adanya siswa konvoi di jalanan.
Kepala Sekolah Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Semarang, Kastri Wahyuni menegaskan, dirinya tak akan menandatangani Surat Kelulusan siswa sekolahnya yang ikut konvoi di jalanan.
"Budaya komunitas anak-anak SMAN 1 cenderung lebih ekspresif. Ancaman ini adalah bentuk sanksi administratif, untuk mengantisipasi aksi konvoi mereka di jalan," terang Kastri melalui sambungan telepon, kemarin.