Ini Kehidupan Orangtua Ms, Siswi SD Korban Perkosaan dan Pembunuhan
Ayah Ms merupakan penyadap karet sementara ibunya buruh cuci. Kepada orangtuanya Ms sendiri bercita cita jadi polisi wanita
Penulis: Wakos Reza Gautama
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Lampung Wakos Gautama
TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG - Ms (10), siswi SD Lampung Timur yang menjadi korban perkosaan dan pembunuhan, terlahir bukan dari keluarga berada.
Muhidin, ayah sambungnya, hanya bekerja sebagai buruh sadap karet.
Dewi Lestari, sang ibu, membantu dengan menjadi buruh cuci.
Penghasilan keluarga ini tidak banyak.
Dalam satu minggu, kata Muhidin, upahnya sebagai buruh sadap karet, hanya Rp 100 ribu.
Artinya dalam sebulan, penghasilan Muhidin hanya Rp 400 ribu.
Uang sebesar itu Muhidin pakai untuk menghidupi istri dan dua anaknya.
“Uang sebesar itu mana cukup untuk membiayai kehidupan keluarga,” tuturnya saat diwawancarai di Polres Lampung Timur, Selasa (10/5/2016).
Guna menambah uang di kantong, Muhidin tetap melakoni pekerjaan sebagai pemulung.
Pemulung sudah ditekuni Muhidin sebelum menjadi buruh sadap karet.
Salah satu tetangganya lah yang membuat Muhidin bekerja sebagai buruh sadap karet.
Muhidin biasanya mengajak Dewi dan anak bungsunya ke ladang untuk membantu menyadap karet.
Hanya Ms yang tidak ikut membantu Muhidin menyadap karet karena harus sekolah.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.