Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Dua Waria Makassar Melawan Diskriminasi

Menjadi wanita pria atau waria pilihan hidup bagi Faezal Husain yang oleh teman-temannya biasa disapa Amae, meski sulit diterima orang lain.

Penulis: Fahrizal Syam
Editor: Y Gustaman
zoom-in Kisah Dua Waria Makassar Melawan Diskriminasi
krnb.com
Ilustrasi. 

Laporan Wartawan Tribun Timur, Fahrizal Syam

TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Menjadi wanita pria atau waria pilihan hidup bagi Faezal Husain yang oleh teman-temannya biasa disapa Amae, meski sulit diterima orang lain.

Anggota Kerukunan Waria Makassar ini menceritakan kisah getir hidupnya mendapat diskriminasi dari lingkungan, namun diterima keluarga sepenuhnya.

Anak ketiga dari delapan bersaudara ini mengaku seluruh keluarganya mengetahui dan mendukung dirinya sebagai waria.

"Ibu saya 100 persen mendukung, ayah dan saudara-saudara saya juga oke-oke saja. Mereka mengerti keadaan saya sebagai seorang waria," kata Amae dalam diskusi antidiskriminasi terhadap Waria, Kamis (12/5/2016).

Sejak SMA ia mengalami dirinya sebagai waria dan tanpa ragu menjelaskan kepada kedua orangtuanya soal pilihan yang ia ambil bukanlah sesuatu negatif.

"Saya mengisi acara-acara hiburan seperti menjadi dancer. Yah dikasih Rp 20 ribu atau Rp 50 ribu membuat orangtua saya senang," cerita Amae.

Berita Rekomendasi

Ia tercatat sebagai mahasiswa semester lima di sebuah perguruan tinggi swasta di Kota Makassar. Awal memilih menjadi waria, ia memanjangkan rambut, berpakaian seperti kebanyakan wanita pada umumnya.

"Saya dulu berpenampilan seperti perempuan, tapi orangtua saya minta saya mengubah penampilan saya menjadi seperti laki-laki, tapi saya tetap boleh jadi seorang waria," ungkap dia.

Sekertaris Kerukunan Waria Makassar ini berujar, menjadi waria bukanlah sesuatu yang ia buat-buat, melainkan muncul dalam dirinya sendiri.

"Waria ada dalam diri saya, dari kecil memang sudah muncul dalam hati saya. Kodrat daya adalah seorang waria, dan saya tidak pernah lupa itu, mungkin tampilan saya seperti pria, tapi saya ini waria," tegas dia.

Lain halnya dengan Raja Alam alias Angel Raja. Ia menjadi salah satu waria yang paling sering mendapat perlakuan buruk di lingkungannya.

Semasa kuliah di sebuah universitas negeri di Kota Makassar, Angel mengaku sering mendapat perlakuan buruk dari dosen dan teman-temannya.

"Waktu kuliah S1 jurusan perikanan dulu saya dan teman-teman saya praktik lapangan di Galesong. Ternyata adat dan budaya di sana melarang waria naik ke kapal. Akhirnya cuma saya sendiri yang tidak ikut," Angel bercerita.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas