Kisah Dua Waria Makassar Melawan Diskriminasi
Menjadi wanita pria atau waria pilihan hidup bagi Faezal Husain yang oleh teman-temannya biasa disapa Amae, meski sulit diterima orang lain.
Penulis: Fahrizal Syam
Editor: Y Gustaman
Hal tersebut membuat Angel menangis. Sampai sekarang tak pernah bisa ia melupakan pengalaman pahit tersebut.
"Saya menghargai budaya orang, meskipun sakit tapi mau bagaimana lagi. Meskipun saya tetap dapat nilai dari dosen, tapi saya merasa tidak puas," kata dia.
Tak sampai di situ, Angel kembali dikucilkan saat melanjutkan kuliah S2 di sebuah universitas swasta di Makassar, seperti harus memotong rambut, jika tidak dilarang mengikuti ujian.
"Waktu penelitian di pelabuhan, orang-orang bertanya mau apa? Saya bilang mau ukur pelabuhan. Mereka langsung bilang ngapain bencong ngukur pelabuhan? Kata-kata mereka membuat saya sakit," kata Angel.
Angel sempat berpikir untuk menjadi dosen, namun ternyata ditolak. "Dosen itu kan adalah seorang figur, mungkin mereka tidak bisa terima jika sosok figur seorang waria," kata dia.
Angel mengaku hanya Ingin membuktikan waria bisa menjadi apa saja. "Waria harus bisa menunjukkan citra positif. Saya ingin membuktikan waria juga bisa berkarya dan diterima di mana saja," beber dia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.