Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Peringatan Hari Suci Waisak Gelar Ritual Penyelamatan Bumi

Umat Budha di Kulonprogo dan DIY melakukan ritual penyelamatan alam atau dikenal Tribuana Manggala Bhakti dalam rangkaian Hari Suci Waisak.

Editor: Y Gustaman
zoom-in Peringatan Hari Suci Waisak Gelar Ritual Penyelamatan Bumi
Tribun Jogja/Yoseph Hary
Umat Budha memperingati Waisak dengan mengambil air suci di mata air tuk Mudal sebagai simbol penyelamatan alam di Jatimulyo Girimulyo, Minggu (15/5/2016). 

Laporan Wartawan Tribun Jogja, Yoseph Hary

TRIBUNNEWS.COM, KULONPROGO - Ratusan umat Budha di Kulonprogo menggelar ritual doa bersama dan mengambil air suci dari Taman Sungai Tuk Mudal di Jatimulyo, Girimulyo, Minggu (15/5/2016).

Kegiatan ini satu ranghkaian dalam peringatan Hari Suci Waisak. Bersama-sama, umat Budha di Kulonprogo dan DIY melakukan ritual penyelamatan alam atau dikenal Tribuana Manggala Bhakti.




Melepas burung sebagai simbol penyelamatan udara, penanaman pohon simbol penyelamatan tanah, dan mereka juga melepas bibit ikan sebagai simbol penyelamatan air.

Perwakilan dari Kementrian Agama DIY, Surahman, menyatakan rangkaian peringatan sudah dimulai meski puncaknya jatuh pada Minggu (22/5/2016).

"Di Kulonprogo umat Budha melakukan ritual mengambil air suci dari mata air Tuk Mudal serta Tribuana Manggala Bhakti," kata Surahman.

Air dari mata air itu kemudian dibagikan ke sejumlah vihara di Kulonprogo. Sementara penyelamatan alam dilakukan melalui tiga simbol, burung, ikan, dan pohon.

BERITA TERKAIT

"Ketiganya dilakukan sebagai penyangga alam semesta agar lestari," lanjut dia.

Alam begitu dekat dengan manusia. Alam juga sumber penghidupan. Sebab itu alam harus dirawat dan dilestarikan bersama-sama.

Melibatkan seluruh elemen masyarakat, kegiatan itu juga dimaksudkan mengedukasi generasi muda tentang pentingnya kepedulian terhadap pelestarian alam semesta.

Majelis Agama Budha DIY, Panditamuda Totok Tejamanu, mengatakan dalam peringatan Waisak kali ini masyarakat dan umat diajak menjaga kelestarian alam sebagai bentuk cinta.

Hal itu dimaksudkan untuk mencapai kebahagian bersama bagi sesama dan lingkungannya.

"Sebelumnya sudah ada bakti sosial donor darah, upacara patidana dan pemberkahan bayi. Puncaknya nanti kirab agung," kata Totok

Ritual doa bersama menjadi daya tarik bagi warga sekitar. Selain terlibat, mereka juga menikmati sebagai acara tradisi yang meramaikan suasana pedesaan.

Seorang umat, Etik Wahyuni, mengatakan umat Budha berbaur dan kerjasama dengan masyarakat setempat. "Di sini kami semua menjadi satu," kata dia.

Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas