Ketua KPK Merasa 'Dicubit' Bripka Seladi, Polisi yang Nyambi Jadi Pemulung Sampah
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Agus Rahardjo, merasa 'dicubit' oleh Bripka Seladi.
Editor: Dewi Agustina
"Ketika ada peluang pendidikan, mereka harusnya prioritas bukan orang-orang yang cari muka, yang nyuap yang ikut pendidikan," kata Neta, Kamis (19/5/2016).
Neta mengatakan, polisi jujur yang mencari uang tambahan dengan cara halal cukup banyak ditemui di daerah.
Namun, selama ini mereka tidak pernah mendapat perhatian dari kesatuannya.
Dia mencontohkan polisi teladan di daerah Depok yang tak mendapat apresiasi dari Polri.
Polisi itu tetap tegas menilang siapa saja yang melanggar aturan lalu lintas, termasuk sang istri.
Namun, hingga kini ia tak kunjung lulus untuk mengikuti pendidikan kepolisian.
"Dia itu selesai masa dinas jadi guru di perbatasan Depok dengan Bogor. Padahal, kalau kita lihat, selain jadi guru juga ngajar di universitas swasta. Artinya, secara kualitas dia sebenarnya mumpuni," ucap Neta.
Menurut dia, sudah saatnya setiap atasan di Polri memperjuangkan polisi teladan.
Mereka diharapkan bisa menjadi contoh lahirnya polisi-polisi jujur.
Sebelumnya, Bripka Seladi, anggota polisi di Polres Malang Kota menyambi pekerjaan menjadi pengumpul sampah demi mendapat uang tambahan.
Selain bisa mendapatkan uang halal dari pekerjaan keduanya, pria berusia 57 tahun ini juga membantu dalam menciptakan kebersihan lingkungan.
Bripka Saladi memiliki sebuah gudang sampah di Jalan Dr Wahidin, Kecamatan Klojen, Kota Malang.
Gudang tersebut tidak terlalu jauh masih berada di jalan yang sama dengan kantor tempat ia berdinas.
Ketika berdinas menjadi polisi, ia bertugas di Urusan SIM Kantor Satuan Penyelenggara Administrasi (Satpas) Polres Malang Kota yang berada di Jalan Dr Wahidin.