Rebutan Cewek, Dua Remaja di Bantul Duel di Lapangan
Remaja asal Dusun Nawungan I, Desa Selopamioro, Kecamatan Imogiri, Bantul, berinisial NRP (15) menjadi korban pembacokan
Editor: Sugiyarto
Kognisi
Terpisah, Psikolog dari Lembaga Psikologi dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (LPPSDM) AKSITA, Lucia Peppy Novianti menjelaskan bila tindak kekerasan antar remaja, disebabkan karena mereka tak bisa tersentuh hukum.
"Sistem pendidikan yang ada juga cenderung ke arah kognisi. Karena sistem pendidikan seperti itu, anak kurang diajarkan tentang tanggung jawab," ulasnya.
Akibat tak tersentuh hukum, Lucia berujar jika yang bisa dilakukan guna mencegah kenakalan remaja yakni dengan membekali mereka dengan menejemen emosi dan budi pekerti yang baik.
"Komunikasi antara orangtua dan anak juga penting. Meskipun harus diakui terkadang komunikasi ini terputus, akibat kondisi keluarganya tergolong kelas menengah ke bawah. Sehingga kebutuhan ekonomi yang di kedepankan, sementara komunikasi dengan anak-anaknya terputus," paparnya.
Guna menopang komunikasi yang terputus itu, maka peran organisasi sosial dan organisasi masyarakat setempat dibutuhkan.
"Permasalahannya, ada enggak sekarang ini organisasi kepemudaan kayak karangtaruna atau perkumpulan remaja masjid yang benar-benar aktif," timpalnya.
Terkait masalah yang melilit NRP, Lucia menegaskan jika peran kontrol orang tua menjadi penting, sehingga perilaku menyimpang bisa dihindari.
"Meskipun pendidikan juga ada di sekolah, tapi yang terpenting harus ada peran kontrol dari orang tua yang bersangkutan," tutupnya. (tribunjogja.com)