4 Wanita Cantik Kampanyekan Hari Anti Tembakau di Pasar Keputran Surabaya
Air bekas hujan yang membasahi tanah Pasar Keputran Surabaya, Senin (31/5/2016), tidak menyurutkan semangat 4 wanita berpakaian putih,
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA- Air bekas hujan yang membasahi tanah Pasar Keputran Surabaya, Senin (31/5/2016), tidak menyurutkan semangat 4 wanita berpakaian putih, dengan make up menempel di pipi mereka, untuk bersosialisasi membagikan brosur bertuliskan 'Stop Merokok'.
Pada setiap orang yang orang di depan mereka, di Pasar Keputran Surabaya, mereka bagi brosur 'Stop Merokok', tanpa pandang bulu, mulai dari kuli panggul sayur, supir angkut sayur, pedagang, tukang becak sampai para pembeli pasar pun tak luput dari kertas berwarna putih yang mereka bagikan.
Mereka berempat merupakan Ketua dan Anggota dari organisasi Wanita Indonesia Tanpa Tembakau Jawa Timur, yang sengaja datang melakukan sosialisasi dalam rangka Hari Tembakau Sedunia, yang diperingati setiap tanggal 31 Mei.
”Duh bu, ayu-ayu becek kok nang pasar,koyor kabeh iku engkok,” ujar salah seorang kuli panggul sayur yang melihat aksi mereka.
Tak hanya kata seorang kuli panggul sayur itu, beberapa orang juga ikut menggoda keempat wanita itu yang adalah Arie Soeripan, Ketua WITT, serta anggotanya Dewiq, Rahmi dan Santi.
Tetapi dengan penuh keramahan mereka hanya memberikan senyuman dan terus mengajak untuk tidak mengkonsumsi rokok.
Tidak hanya membagikan brosur, mereka juga menjelaskan zat bahaya apa saja yang terkandung didalam sebatanhg rokok, kepada setiap orang yang antusias mendengarkan kata-kata mereka.
”Meskipun susah, tapi apapun rintangannya kita harus memperjuangkan kesehatan, karena pendidikan tentang kesehatan itu perlu."
"Sebatang rokok mengandung 4000 senyawa berbahaya. Kami juga melakukan sosialisasi di sekolah dan kampus,” kata Arie Soeripan.
Sebelumnya, mereka juga membagikan stiker kepada para tukang becak dikawasan Bintoro, Surabaya.
”Harus ada dialog, karena waktu kami bagikan pun ada orang disinin (pasar Keputran) yang nggak bisa baca, ada juga yang malah membaca brosur sambil merokok."
"Karena memang perokok memang banyak datang dari kalangan bawah hingga menengah. Saya juga tadi memberikan penjelasan kepada mereka, ada yang sehari merokok sampai dua slop, ini sama saja uang mereka padahal bisa dibuat untuk beli telur sekilo yang justru bisa dikonsumsi satu keluarga,” imbuh Arie.
WITT Jawa Timur, yang beranggotakan 45 wanita dari berbagai strata sosial ini mengatakan sangat mendukung adanya rencana pemerintah mengenai PP larangan merokok.
”Kita kerjasama dengan DPRD Surabaya. Tapi nerubah maindset orang tentang bahaya merokok memang susah."
"Dan apalagi cukai rokok sekarang tinggi, malah susah kan. Sekarang beberapa universitas pun tidak maubmenerima beasiswa dab bantuan dari pabrik rokok, padahal jumlah yang mereka tawarkan sangat besar,” kata Arie.
Asun (27), seorang kuli di Pasar Keputran mengatakan, sangat susah dan hampir tidak mungkin mengubah seseorang untuk berhenti merokok.
”Sudah terlalu banyak rokok yang dihisap, bayangkan saja saya merokok dari umur 18, sudah 9 tahun,” katanya.
Ia mengatakan untuk sehari ia bisa menghabiskan 2 slop rokok.
”Stress, ya pusing kalau nggak ngerokok. Sudah reflek aja,” katanya sambil tertawa kecil.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.