Tuna Daksa Tak Halangi Fahmi Husein Berprestasi, Kini Dia Merajut Mimpi Jadi Mahasiswa UGM
Kondisi badannya sudah tak sempurna sejak umur belasan, tepatnya sejak memasuki bangku SMP dia harus menjalani kesehariannya dari atas kursi roda
Penulis: Khaerur Reza
Editor: Sugiyarto
Laporan Reporter Tribun Jogja, Khaerur Reza
TRIBUNNEWS.COM JOGJA - Kondisi badannya sudah tak sempurna sejak umur belasan, tepatnya sejak memasuki bangku SMP dia harus menjalani kesehariannya dari atas kursi roda karena menderita Muscular Dystrophy atau gangguan otot bawaan yang disebabkan gen spesifik abnormal.
Walaupun begitu M Fahmi Husaen (18) nyatanya tidak berpangku tangan begitu saja, otak cemerlang yang dipadu dengan kreatifitas dan kecintaannya akan dunia desain mobil membuatnya tetap mampu menuai prestasi.
Tercatat anak pertama pasangan Murtandlo (50) dan Anik Maswati (45) mendapat nominator di INAICTA "Media Animasi Cara Kerja Mobil" kategori Junior High School-Student Project pada 2010.
Pada tahun berikutnya, tepatnya pada pagelaran INAICTA 2013 All About Car, Fahmi mendapat Special Mention kategori Senior High School-Application.
Selaik itu Fahmi juga sempat menjadi juara harapan OSN Inklusif untuk bidang IT Komputer tahun 2012 serta.
Mengenai kegemarannya akan desain dan kemudian komputer dari siswa yang baru saja lulus dari SMA Muhammadiyah Pakem tersebut diakui sang ibu sudah terlihat sejak dia kecil.
"Sejak kecil itu memang suka desain-desain mobil, bahkan sudah bisa bikin 3D walupun masih gambar pakai manual," cerita Anik saat mendampingi anaknya mengikuti SBMPTN di UGM Yogyakarta Senin (31/5/2016).
Mulai dari sana lambat laun dia juga sering bermain-main desain di komputer hingga akhirnya meraih bermacam penghargaan tersebut.
Kegemarannya akan desain mobil tersebut tak luntur seusai menyelesaikan pendidikan tingkat atas, dia memiliki keinginan tinggi untuk melanjutkan kuliah di teknik mesin namun karena keterbatasannya dan dengan berbagai pertimbangan akhirnya dia memilih mendaftar masuk jurusan Ilmu Komputer UGM.
"Awalnya pingin di teknik mesin tapi dengan pertimbangan nantinya pasti banyak praktikum yang berat mungkin anaknya malah kesulitan akhirnya dia daftar ilmi komputer," tambah sang ibu.
Mengenai teknis pelaksanaan ujian sendiri dia tidak khawatir karena dari pihak UGM sudah menghubunginya sejak beberapa hari yang lalu guna menyesuaikam dengan kemampuan Fahmi, diantaranya meja khusus dan pendamping yang akan membantu menebalkan jawaban.
"Persiapan lain yan belajar dan berdoa saja, dia sempat ikut les juga tapi tidak maksimal lebih baik belajar sendiri," tambahnya.
Berangkat dari rumahnya di Dadapan Turi Sleman ke UGM yang berjarak cukup jauh sejak usai subuh dia berharap anaknya dapat melanjutkan cita-citanya dengan lolos sebagai salah satu Mahasiswa UGM.