Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ikawangi, Tak Sekedar Paguyuban Namun Juga Representasi Nilai Luhur Banyuwangi

Tidak hanya sekedar paguyupan, namun mereka juga membantu memasarkan produk Banyuwangi, dan melakukan kegiatan-kegiatan sosial untuk Banyuwangi.

Editor: Wahid Nurdin
zoom-in Ikawangi, Tak Sekedar Paguyuban Namun Juga Representasi Nilai Luhur Banyuwangi
SURYA/HAORRAHMAN
Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas saat meresmikan outlet Ikatan Keluarga Banyuwangi (Ikawangi) 

"Mereka ini paguyuban jadi tidak perlu distrukturalisasi," kata Anas.

Ikawangi sendiri merupakan wadah orang-orang yang berhubungan dengan Banyuwangi, ada yang lahir di sana, ada yang pernah bersekolah di sana, ada yang orang tuanya dari sana, ada yang suami/istrinya dari sana, ada yang cuma jatuh cinta pada Banyuwangi.

Ikawangi awalnya ada di Jakarta, pada 1972. Semula paguyuban Ikawangi diawali dengan pemikiran menggalang silaturahmi para perantau Banyuwangi yang mencari penghidupan di Jakarta, dan lahirlah Paguyuban Warga Banyuwangi Jakarta Raya yang disingkat Pewangi Jawa. Akhirnya berubah menjadi Ikawangi, pada 1991.

Asisten Administrasi Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat Banyuwangi, Wiyono, yang merupakan pejabat senior di Banyuwangi mengaku sangat terharu dengan adanya Ikawangi.

"Terutama Ikawangi di Taiwan, mereka jumlahnya mencapai 20.000 orang. Sangat besar di sana," kata Wiyono, yang juga turut hadir di peresmian outlet tersebut.

‎Bahkan menurut Wiyono, di Ikawangi Taiwan saat ini memiliki yayasan yatim piatu, sosial, dan sekolah. Bahkan pada 2011 lalu, Ikawangi Taiwan membantu seorang anak dari keluarga miskin di Tampo Banyuwangi yang mengalami sakit keras.

"Saya pernah diundang ke Taiwan dan menjadi pembicara. Saat itu, secara spontan mereka meminta sumbangan pada seluruh anggota dan didapat uang senilai Rp 100 juta lebih. Itu untuk membantu anak yang sakit itu," kata Wiyono.

Berita Rekomendasi

Wiyono mengatakan, Ikawangi memiliki keterikatan emosional yang tinggi pada tanah asalnya. Bahkan setiap hari ketiga lebaran, Ikawangi berkumpul di Pendopo Banyuwangi untuk silaturahmi.

Bambang Sutiyono, Ketua Ikawangi Dewata mengatakan, Ikawangi didirikan pada hari Minggu, 22 November 2009.

Selama ini, Ikawangi sering menggelar pagelaran budaya di Bali. Menurut Bambang, bagaimanapun Banyuwangi dan Bali memiliki keterikatan budaya.

Karena itu, untuk membantu memasarkan produk-produk dari UMKM Banyuwangi, Ikawangi mendirikan outlet secara swadaya yang didukung oleh Pemkab.

"Ini sebagai upaya untuk membantu agar produk-produk dari UMKM Banyuwangi bisa dipasarkan di Bali," kata Bambang. (*)

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas