Populasi Gajah di Lampung Terus Menurun Akibat Perburuan
Menurut Noviar, gajah Sumatera saat ini dikategorikan sebagai satwa asli Sumatera yang kritis terhadap ancaman kepunahan (critically endangered).
Penulis: Wakos Reza Gautama
Editor: Wahid Nurdin
Laporan Wartawan Tribun Lampung, Wakos Gautama
TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG - Country Director WCS – Indonesia Program, Dr. Noviar Andayani mengapresiasi kerja Polda Lampung, WCU, dan RPU yang telah bekerjasama memberantas perdagangan gading gajah Sumatera.
"Pengawalan kasus ini harus dilakukan dengan tuntas untuk memastikan para pelaku mendapatkan efek jera," kata Noviar melalui rilis tertulisnya, Selasa (14/6/2016).
Menurut Noviar, gajah Sumatera saat ini dikategorikan sebagai satwa asli Sumatera yang kritis terhadap ancaman kepunahan (critically endangered).
"Populasinya di alam menurun drastis akibat perburuan, dan kerusakan habitat yang memicu timbulnya konflik antara gajah dengan manusia," imbuhnya.
Survei yang secara sistematis dilakukan di tahun 2000 oleh WCS-IP menunjukkan bahwa jumlah populasi gajah di sekitar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) berkisar 484 individu.
Pada survey tahun 2010 jumlah populasi gajah di Taman Nasional Way Kambas (TNWK) berkisar 247 individu.
Jumlah gajah Sumatera di Lampung diyakini terus menurun akibat perburuan. Menurut data WCS, dalam kurun waktu 2011 – 2015, sebanyak 18 bangkai gajah ditemukan di TNWK.
Di Februari 2016, seekor gajah ditemukan mati di RPTN Rawa Bunder dalam kondisi telah membusuk dan sepasang gadingnya telah hilang.
Pemantauan perdagangan gading gajah di Jakarta yang dilakukan oleh WCU juga menunjukkan bahwa sekurang-kurangnya 600 pipa rokok terbuat dari gading diperjualbelikan secara terbuka dalam kurun waktu 1 tahun.
Di bulan Mei 2016, Bareskrim Polri bekerjasama dengan WCU menangkap seorang pedagang gading di Rawabening, Jakarta.
Barang bukti berupa 5 gading gajah utuh, ratusan perhiasan gading gajah, tongkat komando dan belasan potongan mentah gading gajah. (*)