Gara-gara Buat Polisi Tidur Ketinggian, Warga Desa Sebelah Blokir Jalan
Jalan protokol yang menghubungkan dua desa, yakni Desa Pendowoharjo Kecamatan Sewon, dengan Desa Bantul Kecamatan Bantul ditutup warga.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, BANTUL - Jalan protokol yang menghubungkan dua desa, yakni Desa Pendowoharjo Kecamatan Sewon, dengan Desa Bantul Kecamatan Bantul ditutup warga.
Ditutupnya jalan ini tak lain karena warga Pedukuhan Tegaldowo Desa Bantul merasa keberatan, akibat sepanjang ruas jalan itu dipasangi polisi tidur yang tinggi.
Protesnya warga ini bermula ketika warga Pedukuhan Pulutan Desa Pendowoharjo sebulan lalu membuat polisi tidur.
Dibuatnya polisi tidur itu tak lain karena telah banyak korban kecelakaan di jalan itu, akibat pengendara yang melintas ugal-ugalan, dan telah banyak warga yang menjadi korban laka lantas.
"Ruas jalan protokol ini merupakan penghubung Kecamatan Kasongan dengan Kecamatan Bantul. Warga sini (Pulutan) membangun polisi tidur sejak seminggu lalu. "
Tapi tahu-tahu warga Tegaldowo pada hari Sabtu (11/6/2016) sekitar jam 23.00 menutup jalan. Mereka menutup jalan itu juga tidak bilang warga Pulutan," jelas salah seorang warga Pulutan, Eni, Kamis (16/6/2016).
Eni menjelaskan niat warga membuat polisi tidur yakni untuk mencegah kendaraan kebut-kebutan.
Apalagi jalan penghubung itu tergolong ramai, karena menjadi akses warga dan sejumlah pelajar.
"Selama ini belum pernah musyawarah, mereka cuma langsung menutup," imbuhnya.
Warga Pulutan lainnya, Ibu Ari menuturkan jika dalam sebulan terakhir, sebelum dibangun polisi tidur di jalan penghubung itu ada warga yang mengalami kecelakaan.
Oleh sebab itu kemudian warga berinisiatif membuat polisi tidur agar kejadian serupa tak terulang.
"Padahal pengumuman jangan ngebut juga sudah ada," paparnya.
Terpisah Ketua RT. 01 Pedukuhan Tegaldowo, Rusbani membenarkan jika yang memblokir ruas jalan penghubung antar dua desa adalah warganya.
Namun ia menyebut jika niat warga Tegaldowo tak lain agar kecelakaan yang terjadi pasca dibangun polisi tidur tidak terulang lagi.