Gerabah dan Arca Budha Abad 6 Masehi Ditemukan di Pemukiman Warga Kota Jambi
Dia mengungkapkan aliran sungai tempat patung Budha ditemukan adalah bagian dari aliran sungai Batanghari yang nantinya menghubungkan ke Danau Sipin.
Editor: Wahid Nurdin
Laporan wartawan Tribun Jambi, Andika Arnoldi
TRIBUNNEWS.COM, JAMBI - Warga Mayang kelurahan Bagan Pete, Kota Jambi dihebohkan dengan penemuan benda - benda bersejarah berupa arca dan 7 benda lainnya.
Menariknya, benda - benda ini ditemukan di tempat dan waktu yang berbeda namun masih dalam kawasan yang sama yaitu kelurahan Bagan Pete.
Tak hanya itu. Seolah tidak disangka, Bambang baru saja bercengkerama dengan teman - temannya soal dongeng stupa yang berada di Candi Borobudur, jika menyentuh hidungnya maka apapun keinginan kita akan di penuhi.
" Pas kebetulan saya berjalan ke sebuah anak sungai kenali saat itu kering, tak disangka melihat arca Budha yang sedang telungkup di pinggir sungai itu," ujar Bambang saat ditemui di kediamannya, Sabtu (18/6/2016).
Secara bentuk, patung Budha ini berwarna hitam setinggi lebih kurang 20 centimeter, dengan gaya duduk bersila di atas teratai dengan sikap tangan bertapa.
Jika di pegang patung ini tidak terlalu keras seperti terbuat dari pasir namun tetap kokoh.
Mulanya, Bambang tak percaya dengan temuannya itu, setelah doa bertanya - tanya dengan kerabat dan tetangga akhirnya dia menyimpan patung tersebut.
Tak hanya patung Budha, Bambang juga menemukan benda - benda yang diduga bernilai sejarah seperti mangkuk - mangkuk keramik yang diduga peninggalan Kerajaan Cina.
Serta ditemukan mangkuk pedupaan yang bertuliskan huruf Cina yang diduga peninggalan Dinasti.
"Saya pernah mencoba meletakkan racun ikan ke dalam mangkuk bertuliskan Cina dan juga saya masukan ikan ke dalamnya, ternyata ikan itu bisa hidup 25 menit," katanya.
Bambang punya motivasi sendiri terhadap peninggalan benda bersejarah ini.
"Peninggalan ini bukan untuk kepercayaan tapi untuk pelestarian budaya dan bangsa," katanya.
Kawasan Peleparan Bata Candi
Kawasan Mayang diduga menjadi salah satu kawasan tempat peleparan bata candi. Tak ayal daerah itu menjadi salah satu jajahan orang pra sejarah dalam menerapkan agamanya. Hal ini disampaikan sejarawan Via Dicky.
Dia mengungkapkan aliran sungai tempat patung Budha ditemukan adalah bagian dari aliran sungai Batanghari yang nantinya akan menghubungkan ke Danau Sipin.
Menurutnya kawasan tersebut juga merupakan bagian dari peleparan batu bata dari masyarakat pra sejarah di masa itu.
Dia menduga patung Budha tersebut merupakan produk lokal yang dibuat pertengahan abad ke 6 dan 7 masehi.
" Sepertinya patung itu dibuat dari batu kali pinggiran sungai Batanghari," katanya.
Dia mengatakan arti dari masing - masing benda tersebut tiga mangkok putih untuk wadah makanan dan minuman. Kayanya dari Dinasti Sung (10-12 Masehi) atau bisa jadi Dinasti Ming awal, abad ke 13.
Benda tiga seperti ember, agaknya tempat pedupaan. Hanya saja ini gerabah lokal. Belum bisa tahu dibuat kapan, kecuali kita uji karbon.
Lalu benda seperti guci adalah tempat pedupaan. Sedangkan Arca Budha fungsinya sebagai atribut sembahyang. Arca Budha nya langgam/style post gupta. Trend itu dibuat abad 6-8 Masehi.
" Dilihat dari sikap duduk nya adalah sikap mudra dengan tangan menjapa. Kalau di bawah arca terdapat ukiran teratai, maknanya budha itu aliran Mahayana, " katanya.(*)