Supriyanto Gali Makam Ibunya Kemudian Simpan Mayatnya di Kamar, Alasannya Tak Masuk Akal
Pria itu membongkar makam bersama enam teman-temannya setelah 40 hari kematian Parimah, yang meninggal pada 14 April 2016.
Editor: Wahid Nurdin
TRIBUNNEWS.COM - Supriyanto (47), warga Dusun Ngrancang, Desa Bojonegoro, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, nekat membongkar makam ibunya.
Mayat sang ibu yang bernama Parimah (70) itu kemudian disimpan di kamarnya.
Kepolisian Resor Temanggung, Jawa Tengah, masih berupaya mengungkap motif di balik perbuatan Supriyanto.
Kepala Polres Temanggung Ajun Komisaris Besar Polisi Wahyu Wim Hardjanto mengungkapkan, dari pengakuan Supriyanto, pembongkaran itu dilakukan karena ia bahwa berkeyakinan ibunya, Parimah (70), bisa hidup kembali.
Pria itu membongkar makam bersama enam teman-temannya setelah 40 hari kematian Parimah, yang meninggal pada 14 April 2016.
Jenazah Parimah kemudian disimpan di kamar Supriyanto selama sebulan.
Wahyu mengatakan, ada dugaan bahwa warga warga Dusun Ngrancang, Desa Bojonegoro, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, itu menganut aliran tertentu.
"Menurut informasi, Supriyanto dan teman-temannya ini biasa menggelar ritual tertentu di rumah Supriyanto tiap Selasa Kliwon dan Jumat Kliwon," kata Wahyu, Selasa (21/6/2016).
Wahyu masih belum mengetahui kepercayaan apa yang dianut Supriyanto itu.
Dalam waktu dekat, polisi akan memeriksa kondisi kejiwaan Supriyanto dan teman-temannya dengan melibatkan tim psikiater dan dokter spesialis penyakit jiwa.
"Atas perbuatanya itu, para pelaku dikenai Pasal 180 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal satu tahun empat bulan kurungan penjara," kata Wahyu.
Supranatural
Kepala Desa Bojonegoro Siyono mengatakan, sejauh ini warga mengenal Supriyanto sebagai ahli supranutural.
Dia kerap menggelar ritual-ritual yang dinilai aneh oleh warga, setiap Selasa Kliwon dan Jumat Kliwon.
Supriyanto juga termasuk orang tertutup dan jarang bergaul dengan warga sekitarnya.
"Kalau keluar rumah suka malam hari, dulu tamunya banyak sekali, namun belakangan sudah mulai sepi, paling beberapa temannya yang ikut ritual, saya sendiri tidak paham ritual apa itu," kata Siyono.
Seorang teman Supriyanto, Iswanto (50), mengaku bersedia membantu membongkar makam ibu Supriyanto karena faktor pertemanan.
Ia mengaku dekat dengan pria itu layaknya saudara. Ia juga menyebut dirinya sebagai "jemaah" Supriyanto.
"Saya bantu dia karena solidaritas teman, apalagi saya juga termasuk kelompok jemaah bersama Supriyanto, kita rutin menggelar perkumpulan dengan ritual di rumahnya," kata Iswanto tanpa merinci ritual tersebut.
Perbuatan Supriyanto diketahui oleh warga pada Selasa (21/6/2016) pukul 00.00 WIB.
Warga kemudian melaporkannya ke Polsek Kedu, Kabupaten Temanggung.
Kini SUpriyanto dan dua dari enam temannya yang diduga terlibat dalam pembongkaran itu telah diamankan aparat Polsek Kedu guna kepentingan penyelidikan lebih lanjut.(Kontributor Magelang/Ika Fitriana)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.