Banjir dan Longsor di Sangihe, 1.995 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal
Bencana banjir bandang dan tanah longsor di Kabupaten Kepulauan Sangihe mengakibatkan 580 kepala keluarga kehilangan tempat tinggal.
Penulis: Fine Wolajan
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Manado, Finneke Wolajan
TRIBUNNEWS.COM, TAHUNA - Bencana banjir bandang dan tanah longsor di lima kecamatan di Kabupaten Kepulauan Sangihe mengakibatkan 580 kepala keluarga yang terdiri 1.995 jiwa harus kehilangan tempat tinggal. Kerugian materiil pun tak tanggung-tanggung mencapai Rp 57 miliar.
"Total kerugian sementara dalam kejadian ini mencapai Rp 57 miliar. Itu masih dalam perhitungan sementara. Untuk pengungsi ada 580 kepala keluarga dengan total 1995 jiwa," ujar Bupati Sangihe, HR Makagansa, Jumat (24/6/2016).
Total korban jiwa dalam kejadian ini yakni lima orang tertimbun longsor dan dua nelayan hilang di laut.
"Lima yang tertimbun sudah ditemukan dan berhasil diidentifikasi. Sementara dua nelayan masih hilang hingga kini," ujarnya.
Saat ini, kata Makagansa, pihaknya sementara dalam tahap pendataan. Ketika telah mengetahui total kerusakan, pihaknya akan mendiskusikan dengan warga apakah akan direlokasi atau tidak.
"Relokasi atau bangun kembali di tempat itu. Namun pertimbangan kami tempat itu tak layak lagi sehingga harus direlokasi. Sudah siapkan tempatnya, tinggal tunggu pembangunan," ujarnya.
Untuk saat ini, banyak warga yang hilang mata pencaharian. Baik di laut maupun di kebun. Kebun tertimbun longsor, perahu pun telah porak-poranda diterjang angin puting beliung saat bencana itu. Pemkab pun menjamin kehidupan warga.
"Untuk sementara kami carikan tempat tinggal serta biaya hidup. Semua disediakan pemerintah. Semua jaminan hidup. Sampai mereka benar-benar pulih dan bisa kembali bekerja," ujarnya.