Bawa Sound System Sambil Putar Dangdut Koplo, Bedug Sahur Diprotes Warga
Rutinitas warga selama ramadan yang menggunakan pengeras suara atau sound system ini terpaksa dihentikan karena dinilai mengganggu masyarakat.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, TRENGGALEK – Petugas Polres Trenggalek terpaksa menghentikan aktivitas grebeg sahur atau ronda sahur yang digelar warga, Selasa (28/6/2016).
Rutinitas warga selama ramadan yang menggunakan pengeras suara atau sound system ini terpaksa dihentikan karena dinilai mengganggu masyarakat.
Penghentian grebeg sahur ini dilakukan dalam sebuah operasi yang dipimpin langsung Kapolres Trenggalek AKBP I Made Agus Prasetya dari pukul 01.00 WIB hingga pukul 02.30 WIB dini hari.
Penertiban ronda sahur dengan sound system ini dilakukan di beberapa daerah seperti Kecamatan Durenan, Gandusari, Pogalan hingga Kecamatan Kampak.
Operasi ini digelar untuk menindaklanjuti laporan warga yang merasa terganggu oleh aktivitas ronda sahur dengan sound system dan memutar lagu dangdut koplo dengan keras.
Bahkan ada beberapa warga yang menyalakan mercon atau petasan untuk membangunkan orang demi sahur.
Sejumlah warga yang terjaring operasi ini diberi pengarahan agar tidak melakukan ronda dengan menggunakan sound system besar.
Warga disarankan menggunakan bunyi-bunyian tradisional dalam melaksanakan ronda sahur.
“Kami mengimbau kepada kelompok pemuda agar kembali kepada tradisi lama, yakni menggunakan kentongan atau alat tradisional saja,” imbau Agus Prasetya.
“Kentongan serta alat musik tradisional lebih cocok digunakan untuk membangunkan orang ketimbang sound system. Apalagi, ronda menggunakan sound system itu dilakukan pada jam-jam yang sebenarnya belum waktunya orang santap sahur. Sehingga, masyarakat yang bangun tidak lantas bersyukur namun mengeluh karena terlalu dini dibangunkan. Masak ronda jam 1, jam 2, sudah mulai, padahal warga kan masih ingin istirahat," jelasnya.
Kasubag Humas Iptu Adit Suparno menambahkan, membangunkan orang agar santap sahur dengan sound system dikhawatirkan menggangu ketertiban umum.
“Karena penggunaan pengeras suara tersebut justru memunculkan kesan arogan. Apalagi, setelah berinteraksi dengan mereka tercium aroma minuman keras. Sehingga, nilai –nilai luhur dalam budaya grebeg sahur otomatis tercederai oleh minuman setan. Intinya, mereka masih bisa ronda, tapi jangan menggunakan pengeras suara,” tandas Adit.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.