Pedagang Mengeluh Harga Kebutuhan Pokok Setiap Hari Berubah-ubah
Satu pekan menjelang Lebaran, harga pangan di Kota Medan fluktuatif.
Penulis: Jefri Susetio
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Medan, Jefri Susetio
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Satu pekan menjelang Lebaran, harga pangan di Kota Medan fluktuatif.
Dikhawatirkan pedagang, harga pangan akan meroket pada satu hari sebelum Hari Raya Idul Fitri.
Mamak Kesya, pedagang di Pasar Padangbulan (sebelah Carrefour Citra Garden) mengatakan setiap hari harga kebutuhan pokok tak menentu.
"Kami pedagang ini sulit kali sekarang ini. Harga kebutuhan pokok setiap hari berubah-ubah. Kalau tak pantau harga tutup jualan kami. Misalnya, harga cabai merah Rp 30 ribu per kilogram, kemarin Rp 35 ribu. Sebelumnya dua hari lalu Rp 25 ribu per kilogramnya," ujarnya kepada Tribun Medan (Tribunnews.com Network), Rabu (29/6/2016).
Tidak hanya itu, harga cabai rawit juga merangkak naik. Tiga hari lalu, harga cabai rawit mencapai Rp 20 ribu per kilogram. Namun, kini sudah Rp 30 ribu per kilogram.
"Harga bawang merah Jawa juga naik Rp 2.000 per kilogram. Sebelumnya harga bawang merah Jawa Rp 30 ribu. Tapi sudah naik jadi Rp 32 ribu. Kalau harga bawang Samosir tetap Rp 27 ribu," katanya.
Ia mengatakan, harga tomat fluktuatif. Artinya, saban hari naik dan turun tidak menentu. Namun beberapa hari ini harga tomat masih bertengger Rp 6.000 per kilogram.
"Kalau tiga hingga empat hari lalu harga tomat masih rendah. Tiga kilogram tomat Rp 10 ribu, sehingga satu kilogramnya masih Rp 4.000. Kalau tomat ini memang tergantung mutu barangnya. Kalau agak bagus mahal," ujarnya.
Dia mengungkapkan, harga cabai hijau merangkak naik berkisar Rp 4.000 per kilogram. Sehingga, beberapa hari ini, harga cabai hijau sekarang ini mencapai Rp 15 ribu.
"Sebelumnya, harga cabai hijau Rp 10 ribu, dan 11 ribu per kilogram. Namun secara perlahan terus mengalami kenaikan," katanya.
Baginya, fluktuatifnya harga kebutuhan pokok sangat meresahkan pedagang. Apalagi, daya beli masyarakat turun. Bahkan, tidak jarang pedagang merugi lantaran terpaksa jual harga murah.
"Jadi memang berubah-ubah harganya setiap hari tidak pasti dan entah bagaimana. Enggak tahu lagi sekarang, tidak ada kepastian harga. Pusing kami," ungkapnya. (tio/tribun-medan.com)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.