Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Djoko Setijowarno: Kemacetan Tol Brebes Timur Karena Salah Rancangan Pintu Exit

Mudik Lebaran tahun 2016 ini ditandai dengan pengoperasian dan peresmian ruas tol Pejagan-Brebes Timur sepanjang 20,3 km oleh Presiden RI Joko Widodo.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Djoko Setijowarno: Kemacetan Tol Brebes Timur Karena Salah Rancangan Pintu Exit
http://regional.kompas.com
Kemacetan mengular sepanjang 18 kilometer di ruas tol Pejagan - Brebes Timur, Jawa Tengah, Jumat (01/07/2016). Puncak arus mudik diperkirakan terjadi pada H-3 lebaran. 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, M Zainal Arifin

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Mudik Lebaran tahun 2016 ini ditandai dengan pengoperasian dan peresmian ruas tol Pejagan-Brebes Timur sepanjang 20,3 km oleh Presiden RI Joko Widodo.

Harapannya, antrean panjang dan kemacetan saat mudik tidak terulang seperti tahun lalu.

Namun kondisi di lapangan berbeda. Justru adanya tol ini, jalur non tol Pantura ditinggalkan pengguna mobil.

Dampaknya, waktu tempuh menjadi lebih lama, dan terjadi kemacetan antrian kendaraan sangat panjang.

"Padahal, jarak 20, 3 km ruas tol Pejagan-Brebes Timur dapat ditempuh 5 jam 30 menit. Artinya, melihat kondisi di lapangan, propaganda tol tidak berhasil mengatasi dan mengantisipasi kemacetan," kata peneliti pada laboratorium transportasi Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata, Djoko Setijowarno, Senin (4/7/2016).

Menurut pakar transportasi itu, ‎desain pintu keluar di pantura yakni pintu keluar tol, juga menjadi penyebab kemacetan panjang.

Berita Rekomendasi

Harusnya, pintu keluar dirancang tanpa traffic light dengan membangun interchange.

Ia menuturkan, macet di tol sungguh membahayakan dan bisa membuat stress berkepanjangan.

Selain itu, jika terjadi kemacetan, maka sulit melakukan penanganan bila terjadi kondisi darurat.

"Lain halnya di jalan non tol jalur pantura,‎ lebih lengang dan banyak dinikmati sepeda motor. ‎Pemudik dapat kapanpun memilih untuk beristirahat dan menikmati kuliner," ujarnya.

Lebih lanjut Djoko mengatakan, minat transportasi umum cukup tinggi, terutama moda kereta api (KA).

Pada tahun depan, menurutnya, masih ada peluang menambah kuota angkuran KA.

Caranya, yaitu menambah frekuensi dan menambah jumlah kereta setiap rangkaian. Satu rangkaian bisa hingga 30 kereta yang ditarik lokomotif.

"Peminat bus juga masih bisa ditambah. Caranya, menata kondisi terminal agar nyaman seperti di bandara atau stasiun KA.‎ Juga memperbaiki kondisi sarana angkutan umumnya," jelasnya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas