Fatma, Sarjana yang Mengajar di Perkampungan Hutan Pinus
Di daerah pinggiran Banyuwangi terdapat sebuah perkampungan kecil di tengah rimba pinus. Masyarakat mengenalnya dengan Kampung "Baung".
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Surya, Haorrahman
SURYA.CO.ID, BANYUWANGI - Di daerah pinggiran Banyuwangi terdapat sebuah perkampungan kecil di tengah rimba pinus. Masyarakat mengenalnya dengan Kampung "Baung".
Di perkampungan itu terdapat seorang sarjana yang mengabdi untuk mengajar. Dia adalah Fatmawati Nadlirah, sarjana yang ikut program Banyuwangi Mengajar.
“Orang-orang biasanya menyebut tempat itu kampung ‘Baung’. Mungkin karena banyak anjing hutannya,” kata Fatma kepada Surya.
Baung bermakna adalah anjing. Secara administratif, Kampung Baung terletak di perkampungan Dusun Sumberurip, Barurejo, Kecamatan Siliragung.
Menuju Kampung Baung harus menempuh perjalanan 12 kilometer dari Dusun Sumberurip, melewati hutan terlebih dahulu. Bisa dibilang kampung itu tertutup. Tak ada sinyal telekomunikasi di sana.
“Jangan berharap ada sinyal telekomunikasi di sini. Akses ke sana juga penuh tantangan. Harus melewati hutan pinus dulu," ujar Fatma.
Di kampung tersebut tidak boleh ada rumah permanen. Ini karena berada di bawah kawasan Perhutani yang memiliki regulasi khusus. Tidak boleh ada pembangunan fisik secara masif, karena semuanya aset Perhutani. Warga hanya boleh membangun rumah dari bilah-bilah kayu dengan beralaskan semen.
“Di Baung tidak boleh bangun gedung. Yang boleh hanya gedung untuk tempat ibadah dan sarana pendidikan,” kata mantan aktivis IPPNU Banyuwangi ini.
Pemkab Banyuwangi sengaja tidak melakukan pembangunan fisik. Di sini mengedepankan pembangunan sumber daya manusia.
Melalui program Banyuwangi Mengajar itu, Pemkab Banyuwangi mengirimkan sarjana-sarjana terbaiknya untuk mengabdikan diri, mengajar, dan memberi motivasi kepada anak-anak di desa-desa terpencil itu.
Fatma sendiri merupakan lulusan Insitut Agama Islam Ibrahimy Banyuwangi. Perempuan berusia 27 tahun tersebut telah lebih dua tahun mengabdi untuk mengajar di kampung itu. Fatma mengajar di SD Negeri 8 Barurejo.
“Saya ikut Banyuwangi Mengajar mulai tahun pertama sampai sekarang,” kata gadis asal Desa Dasri, Tegalsari itu.
Awalnya Fatma sempat ditawari untuk tinggal di rumah kepala desa. Namun, dia menolak karena tidak tinggal di kampung tempat ia mengajar.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.