Satu Hari Sebelum Helikopter Jatuh, Anak Kapten Titus Menangis Tanpa Henti
Biasanya, tangis Ben berhenti bila kasih AS namun, saat itu tangis Ben tidak berhenti hingga mendapat kabar buruk dari rekan Kapten Titus
Penulis: Jefri Susetio
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Medan, Jefri Susetio
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Putri Yosefa Situmorang, istri Kapten CPN Titus Benekditus Sinaga, menceritakan, sebelum jatuhnya helikopter Bell 205 di Sleman, anaknya Ben Sinaga tidak henti menangis.
"Saya pribadi tidak ada firasat apapun. Namun, anak saya Ben, menangis terus sejak satu hari sebelum helikopter jatuh. Sudah, saya bawa jalan di seputaran rumah juga tidak berhenti menangis," ujarnya di Taman Makam Pahlawan, Jalan Sisingamaharaja Medan, Minggu (17/7/2016).
Biasanya, tangis Ben berhenti bila kasih AS namun, saat itu tangis Ben tidak berhenti hingga mendapat kabar buruk dari rekan Kapten Titus.
"Biasanya kalau dikasih ASI tangisnya berhenti. Tapi sejak satu hari sebelum kejadian tangisnya tidak berhenti-henti. Hingga saya dapat kabar itu. Saya ke rumah sakit namun Abang (Titus) tak sadarkan diri," katanya.
Selama satu pekan berada di rumah sakit, katanya, Kapten Titus tidak sadarkan diri.
Bahkan detak jantungnya sempat berhenti namun nadinya masih berdetak.
"Dari awal mendapatkan perawatan intensif di Jogja hingga meninggal dunia, Abang tidak sadarkan diri," ujarnya sembari meminta mengakhiri wawancara.
Sudah cukup ya, itu saja dulu," tambahnya singkat.
Sebelumnya, jenazah Kapten Titus tiba di rumah duka, sekitar pukul 13.40 WIB.
Kapten Titus meninggal dunia di Rumah Sakit Hardjolukito, Yogyakarta, Jumat (15/7), pada pukul 13.15 WIB.
Setelah Helikopter jatuh di Sleman, Kapten Titus dirawat intensif di ruang ICU Rumah Sakit Hardjolukito Yogyakarta.
Mendiang menderita luka parah di bagian kepala dan mengalami patah tulang punggung.
Kapten Titus meninggalkan seorang isteri bernama Putri Yosefa dan Ben Sinaga, anak laki-laki yang masih balita.
Begitu jenazah tiba, masyarakat Laudendam terlihat berjejer di pinggir jalan melihat iring-iringan mobil.
Sedikitnya empat orang meninggal dunia akibatnya jatuhnya helikopter jenis Bell 205 A-1 milik TNI AD dengan nomor reg HA-5073 di Dusun Kowang Desa Tamanmartani, Kalasan, Sleman Prov DIY sekitar pukul 15.16 WIB Pada Jumat (8/7/2016)
Adapun tiga korban tewas sebelumnya Letda CPN Angga Juang, Serda Yogi Riski Sirait dan seorang warga Sukoharjo, Fransisca Nila Agustin. Kini, TNI AD masih menyelidiki adanya warga sipil yang ikut dalam penerbangan.