Gubernur Jabar Yakin Jabar Produsen Beras Terbesar di Indonesia
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan yakin Jawa Barat mampu menjadi daerah produsen beras terbesar di Indonesia tahun ini.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jabar, M Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.CO.ID, KUTAWARINGIN - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan yakin Jawa Barat mampu menjadi daerah produsen beras terbesar di Indonesia tahun ini.
Ia beralasan, sebagian besar sawah di Jawa Barat dapat dipanen petani tiga kali dalam setahun.
Hal tersebut diamini Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, dalam Gerakan Peningkatan Luas Tambah Tanam dan Serap Gabah Petani di Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung, Rabu (20/7/2016).
Tahun lalu Jawa Barat menjadi penghasil beras terbesar peringkat kedua setelah Jawa Timur. El Nino yang menyebabkan kemarau panjang menyebabkan produktivitas panen di Jawa Barat menurun.
"Tahun ini datang La Nina, menyebabkan kemarau basah. Biasanya bulan ini tidak banyak sawah yang ditanami, tapi tahun ini bisa ditanami karena air tersedia. Bisa kita panen tiga kali tahun ini. 15 hari setelah panen, bisa ditanam segera," imbuh Heryawan.
La Nina membuat hujan turun sepanjang tahun, meski jatuh di musim kemarau. Petani untung karena bisa memanam padi tiga kali setahun di sawah tadah hujan. Saluran irigasi pun memiliki cadangan air.
Produktivitas sawah di Jawa Barat tertinggi di Indonesia, menghasilkan 6,1 ton gabah kering giling per hektare. Sedangkan rata-rata produktivitas sawah di Indonesia sebesar 5,8 ton per hektare.
Waduk Jatigede yang sudah beroperasi mampu mengairi 100 ribu hektare sawah di Cirebon, Majalengka, dan Indramayu. Setidaknya 100 ribu hektare lahan dapat ditanami sehingga petani bisa panen tiga kali.
Menurut dia saluran irigasi di Jawa Barat lebih kecil dibanding Jawa Tengah atau Jawa Timur, begitu juga luas sawahnya. Tapi produktivitas dam petani di Jawa Barat unggul, kata Heryawan.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan Jawa Barat harus memperkuat produksi pangannya untuk menyuplai kebutuhan DKI Jakarta dan sekitarnya.
Jangan sampai kebutuhan pangan DKI Jakarta ini malah dipenuhi oleh produk negara lain seperti Argentina dan Brazil.
"Jarak yang dekat dengan Jakarta, ongkos kirim dari Jawa Barat dapat dipangkas jika dibandingkan mendatangkan dari daerah lain. Beras, sayuran, ayam, dan lainnya, bisa disuplai dari Jawa Barat," kata Andi.
Arman yakin produktivitas pertanian dapat meningkat lewat penggunaan teknologi, dan jaminan harga hasil pertanian. Terlebih para petani mendapat pendampingan dari akademisi dan TNI.