Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Berpredikat Sangat Memuaskan, Arikhah Raih Doktor Konsentrasi Tasawuf di UIN Walisongo

Arikhah merupakan doktor ke 73 lulusan S3 Studi Islam UIN Walisongo yang sehari-hari menjadi dosen Prodi Tafsir Hadis.

Editor: Robertus Rimawan
zoom-in Berpredikat Sangat Memuaskan, Arikhah Raih Doktor Konsentrasi Tasawuf di UIN Walisongo
PINTEREST/DANU ANGGA V
UIN Walisongo. 

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Fakultas Humaniora dan Ushuludin Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang memiliki doktor baru bidang tasawuf setelah Arikhah dinyatakan lulus dengan predikat SANGAT MEMUASKAN, Kamis (21/7/2016).

Arikhah merupakan doktor ke 73 lulusan S3 Studi Islam UIN Walisongo yang sehari-hari menjadi dosen Prodi Tafsir Hadis.

Istri Wakil Rektor II UIN Walisongo ini lahir di Kudus 29 November 1969.

Melalui keterangan yang masuk ke redaksi Tribunnews.com, disertasi dengan topik "Reaktualisasi Pemikiran Ibn Qayyim Al Jauziyyah dalam Pengembangan Tasawuf" diuji oleh delapan penguji yang dipimpin oleh Rektor UIN Walisongo Prof Dr Muhibbin MAg dan Prof Dr Ahmad Rofiq MAg.

Dunia Islam di era Ibn Qayyim pernah mengalami masalah kehidupan agama.

Maka oleh Ibn Qayyim sebagai murid Ibn Taimiyyah mencoba meluruskan inti agama Islam dengan model tasawuf shahih, yaitu tasawuf dengan tiga dimensi: Tuhan, manusia dan alam.

Arikhah menegaskan bahwa tasawuf merupakan usaha manusia dalam membersihkan diri dalam pengembangan iman, Islam dan ihsan.

BERITA REKOMENDASI

Jadi tasawuf bukan pola hidup yang individualistik belaka yang pada akhirnya sering disalahpahami.

"Oleh sebab itu tasawuf menjadi mutiara Islam, iman dan ihsan yang mampu membentuk kesalehan individual dan sosial" tegas mantan Sekretaris PW Fatayat NU Jawa Tengah ini.

Tokoh Ibnu Qayyim yang lahir pada akhir abad tujuh hijriyah ini yang mengajak umat Islam membentuk orang menegaskan tauhid dan menghindari Islam yang mencurigai bid'ah.

Caranya adalah dengan jalan menuju Tuhan dengan mengedepankan teologi dan keilmuan.

"Jadi tasawuf itu butuh keilmuan" tegas pengasuh Pondok Pesantren Darul Falah Besongo Semarang.


Pola tasawuf shahih yang dikembangkan adalah intisari dari ayat Surat Al Fatihah "iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'in" yang berarti prinsip ibadah dengan cinta dan penyembahan diri.

Termasuk ayat ini menunjukkan pentingnya istianah dengan penuh kepercayaan dan penyadaran.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas