Berpredikat Sangat Memuaskan, Arikhah Raih Doktor Konsentrasi Tasawuf di UIN Walisongo
Arikhah merupakan doktor ke 73 lulusan S3 Studi Islam UIN Walisongo yang sehari-hari menjadi dosen Prodi Tafsir Hadis.
Editor: Robertus Rimawan
Dalam meyakinkan model tasawuf ini dijelaskan oleh Arikhah bahwa Ibn Qayyim menjelaskan ada tiga respon tasawuf: ahl bathin (bersifat batin), ahl al-dzawahir (hanya fisik) dan respon dengan check and recheck.
Disinilah tasawuf perlu diaktualisasikan dengan tasawuf kreatif dan tasawuf yang didedikasikan pada masyarakat.
"Para sufi itu mesti bergumul dengan masyarakat, tidak hanya untuk individu" kata Arikhah yang juga Wakil Sekretaris MUI Kota Semarang. Tasawuf yang diterapkan dengan bermasyarakat akan mewujudkan kesalehan individual, spiritual dan individual.
Ketika Arikhah menjawab pertanyaan dari penguji In'amuzzahidin ditegaskan bahwa tasawuf mengenal dzikir.
Dan shalawat kepada Nabi juga bagian dari dzikir dalam mengekspresikan cinta secara verbalistik. Jadi bacaan shalawat yang menjadi bagian dari dzikir bisa berbeda-beda sesuai dengan ungkapan rasa cintanya.
Prof Dr Amin Syukur MAg selaku promotor merasakan rasa syukur dan ucapan selamat atas diraihnya gelar doktor.
"Saudari Arikhah sudah jadi doktor, ilmuny harus dimanfaatkan dengan baik. Potensi pintar bicara ini bisa menjadi doktor sekaligus mubalighat yang memiliki pemikiran ilmiah" tegas guru besar tasawuf ini.*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.