Permasalahan Rumah Liar Baloi Kolam Harus Diselesaikan Segera
Pemerintah bisa memberikan rumah subsidi untuk warga yang akan digusur nanti
Penulis: Eko Setiawan
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Batam, Eko Setiawan
TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Polemik permasalahan Rumah Liar (Ruli) Baloi Kolam selama ini seperti tidak ada habisnya.
Mereka was-was kalau jika pengusaha yang menduduki lahan tersebut menggusur mereka secara paksa.
Segala upaya sudah dilakukan warga sekitar agar mereka mendapat kehidupan yang lebih layak namun tidak ada solusi dari pemerintah, mereka lebih memilih untuk bertahan hidup di kawasan yang dulunya merupakan hutan lindung tersebut.
Terkait masalah ini, Pemerintah Daerah, DPRD Kota Batam dan BP Batam harus mencari solusi cepat karena yang digusur ini manusia yang berjumlah sekitar 5.000 Kepala Keluarga.
Jika tidak ada solusi, dipastikan permasalahan ini seperti bom waktu yang sewaktu-waktu meledak dan mengakibatkan banyak korban.
Anggota Komisi III DPRD Provinsi Sahmadin Sinaga sedikit memberikan masukan kepada pihak BP Batam karena ini kewenangan BP Batam.
Menurutnya, seharusnya pihak BP Batam memberikan solusi dengan cara bekerja sama dengan pihak pengembang uuntuk membangun rumah Subsidi dan dicicil oleh warga tersebut.
"Dari informasi kemarin, lahan di Batam sekitar 5000 hektar lagi yang kosong. Apasalahnya diberikan 100 hektar saja untuk bikin rumah subsidi. Pasti semua pemilik ruli di Batam bisa tertampung," sebut Sahmadin bercerita.
Agar tidak terjadi kerancuan, pihak pengembang tidak perlu melakukan pembagian brosur atau menawarkan kepada orang-orang.
Mereka tinggal mendata siapa saja yang tidak memiliki rumah kemudian langsung dibikinkan.
"Kalau rumahnya dengan cicilan Rp 600 ribu sampai Rp 800 ribu sebulan, saya rasa mereka sanggup. Nah ini yang kita harapakan," sebutnya lagi.
Namun untuk melakukan apa yang diwacanakan Sahmadin tentunya tidak segampang membalikan telapak tangan.
Sudah menjadi rahasia umum, pemain lahan di BP Batam sudah mengakar hingga ketanah yang paling dalam.
Apalagi, sejauh ini harga lahan semakin mahal dan menyebabkan Ruli semakin luas.
"Benahi dulu pemain lahan, baru ini bisa berjalan. Memang harus cepat dilakukan," katanya.