Zaman Kaset Pita Menggeliat Lagi, Pemburunya Remaja Sekolah
Remaja masa kini kembali meminati kaset lagu-lagu indie. Menurut mereka, jika hanya mengunduh lewat internet ibarat onani. Beda jika punya fisik kaset
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Teuku Muh Guci S
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG – Di usianya yang tak muda lagi, H Oding Turiat (75), tak merasa khawatir usahanya menjual kaset pita lagu-lagu lawas akan tutup.
Oding akan mewariskan bisnisnya itu kepada cucunya, Jejen (29). Sang cucu bangga meneruskan usaha kakeknya tersebut. Sambil membantu kakeknya membuka lapak, Jejen melebarkan kaset jualan lewat jejaring media sosial seperti Facebook dan Instagram dengan akun Zhen_Jejen.
“Saya juga suka musik, makanya saya enjoy meneruskan usaha kakek,” Jejen membuka obrolan ketika Tribun Jabar main ke lapak kaset kakeknya, Rabu (27/7/2016).
Sudah menahun Oding berjualan kaset tempo dulu di Jalan Cihapit, Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat.
Jejen yakin usaha seperti ini akan membawa berkah baginya meski semakin hari peminatnya semakin berkurang. Keyakinan Jejen pun bertambah, berkaca dari pengalamannya berjualan kaset zaman dulu itu tak hanya fokus mencari uang semata.
Menurut dia lapak kaset milik kakeknya bermula dari hanya sebuah gerobak, lalu turun temurun ke setiap generasi penerusnya.
“Kalau kebetulan pembelinya banyak pasti asyik mengobrol berbagi pengalaman hidup dan saya bisa belajar dengan mereka dan bertukar pengalaman,” ujar Jejen.
Menurut Jejen, penjualan kaset terbilang musiman. Biasanya, penjualan kaset cukup tinggi dipengaruhi beberapa hal.
“Biasanya kalau ada tayang film, kemudian soundtracknya lagu lama, pasti kaset lagu itu dicari banyak orang. Satu contoh lagu soundtracknya film Ada Apa Dengan Cinta, kepingan CD-nya saja sulit sekarang,” kata Jejen.
Kaset mulai diminati remaja sekolah menengah atas yang menggemari lagu-lagu indie. Kebanyakan mereka mencari kaset-kaset penyanyi indie lantaran menjadi kebanggaan tersendiri jika memilikinya.
“Kalau cuma mengunduh saja, mereka dapat lagunya, tapi tidak ada fisiknya. Kata mereka rasanya seperti onani. Selain itu, kalau unduh lewat internet, ada aransemen yang berbeda,” kata Jejen.