Kesaksian Pemandi Jenazah Terpidana Mati: Tenda Rubuh dan Dua Kali Listrik Padam
Jalannya eksekusi terhadap terpidana mati kali ini lain dari biasanya. Pemandi jenazah, Suhendro, merasakan hal luas biasa di Pulau Nusakambangan.
Editor: Y Gustaman
Pendapat serupa juga diungkapkan Sukesih (54), warga Desa Tambakreja, Kecamatan Cilacap Selatan. Wanita yang sudah memiliki lima cucu itu sudah terbiasa dengan 'keangkeran' Pulau Nusakambangan.
"Tidak ada yang perlu ditakuti. Setelah eksekusi mati, jenazah dibawa ke luar (dari Nusakambangan), dan masyarakat beraktivitas seperti biasa," terang Sukesih.
Hujan deras diiringi petir
Sementara itu, Kamis (28/7) jelang tengah malam, hujan deras turun di sekitar Pulau Nusakambangan, Kabupaten Cilacap.
Warga setempat yakin bila setiap akan ada proses eksekusi mati biasanya turun hujan. "Padahal sudah beberapa hari belakangan ini di sini tidak hujan," kata Kendar (34).
Hujan deras disertai suara halilintar membuat masyarakat yang semula berkumpul di depan Dermaga Wijaya Pura pun membubarkan diri.
"Dulu saat eksekusi pertama dan kedua juga hujan deras," tambah Kendar.