Siswi Kelas 3 SD Diperkosa 4 Orang, Keluarga Korban Justru Diintimidasi
Tiba-tiba mereka meminta korban membuka celana dan mengancam akan membunuh jika tak mengikuti.
Editor: Wahid Nurdin
Laporan Wartawan Tribun Jambi, Awang Azhari
TRIBUNNEWS.COM, MUARA TEBO - Tindakan kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur kini kembali membuat gempar masyarakat Kabupaten Tebo, korbannya seorang siswa kelas tiga Sekolah Dasar (SD), sebut saja Mawar, warga Betung Bedarah Kecamatan Tebo Ilir.
Tak tanggung-tanggung, dara sembilan tahun ini diperkosa oleh seorang remaja (An) yang masih bersekolah di SMA Negeri 4 Tebo, dan tiga orang lain yang ternyata juga masih duduk di sekolah dasar (SD), antara lain Da, Ra dan De.
Dengan didampingi orangtuanya, kepada awak media Jumat (29/7/2016) Mawar menceritakan bahwa kejadian berawal saat ia bermain di belakang rumah seorang warga bernama Febi.
Tiba-tiba mereka meminta korban membuka celana dan mengancam akan membunuh jika tak mengikuti.
Orang pertama yang memperkosa menurutnya An yang kini duduk di bangku SMA.
Setelah itu, An menyuruh ketiga bocah lain untuk melakukan tindakan serupa.
"Saya nangis, terus dia ngancam jangan bilang ke siapa-siapa," kata gadis malang itu.
Setelah itu, seorang pelaku lain secara terus-menerus memperkosa korban, bahkan menurutnya sudah enam kali di tempat dan waktu yang berbeda-beda.
Ia tetap bungkam karena diancam dibunuh, baru kemudian tindakan bejat pelaku terbongkar saat orangtua korban melihat ada yang berbeda dari anaknya.
Saat mandi, orangtua korban RM (28) melihat kelamin anaknya ada kelainan semacam luka. Setelah dibujuk akhirnya pada 12 Juli korban berani bercerita soal musibah yang dialami.
Keluarga tak mampu ini kemudian pada 13 Juli melaporkan apa yang menimpa anaknya ke Mapolsek Tebo Ilir dengan LP/B-/31/VII/2016/ Res tebo/sektor Tebo Ilir.
Tapi mirisnya, sudah lebih dua minggu laporan yang dibuat tak mendapat respon sama sekali, bahkan belum ada tanda-tanda pelaku akan dimintai keterangan.
"Jangankan ditangkap, dipanggil saja saya lihat belum," keluh RM.
Lebih menyakitkan lagi, keluarga pelaku bukannya meminta maaf atau bertanggung jawab atas tindakan anak-anak mereka, korban malah diintimidasi dan disebut bahwa mereka memiliki kedekatan orang kuat di kepolisian.
"Semuanya masih tetangga saya, mereka bilang tidak mungkin polisi mau manggil karena saya miskin, terus mereka bilang punya kedekatan orang kuat polisi juga," tuturnya.
Kini mereka mengaku pasrah dan kecewa polisi tidak merespon laporan itu.
Dikonfirmasi soal ini, Kapolsek Tebo Ilir, IPTU Asep Hermana tak menapik adanya laporan tindak pemerkosaan terhadap anak di bawah umur tersebut, namun menurutnya penanganan kasus bukan di Mapolsek.
"Pas ada laporan, hari itu juga langsung dilimpahkan ke Polres Tebo karena untuk penyidik kasus PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak) adanya di Polres," tukasnya.(*)