Mural dan Grafiti Hiasi Arena Pump Track Percetakan Kompas Group di Surabaya
Arena pum track di halaman belakang Kantor Percetakan Kompas Gramedia Group di Jalan Rungkut, Surabaya, dipenuhi mural dan grafiti.
Penulis: Monica Felicitas
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Surya, Monica Felicitas
SURYA.CO.ID, SURABAYA - Halaman belakang Kantor Percetakan Kompas Gramedia Group di Jalan Rungkut Industri 3, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (31/7/2016) terlihat berbeda.
Sisa lahan bangunan yang semula hanya tanah kosong biasa diubah menjadi arena pum track (seni bersepeda), dihiasi dengan mural dan grafiti belasan gambar.
Dari sekian mural yang dibuat oleh 15 writer adalah salah satu pendiri dan perintis Kompas, Petrus Kanisius Ojong. Mereka menggambar mural dan grafiti di acara 'Sunday Youth Jamin.'
Writer yang menggambar PK Ojong adalah Ramex, pria asal Mojokerto dari komunitas Basic (Bandit Erosol Street Inndonesian Clan). Ramex menggambar sketsa PK Ojong menggunakan gaya realis.
"Susahnya pada teknik gradasinya. Saya memilih gaya realis, karena dari awal saya menggeluti dan tertarik dengan karakter wajah," terang Ramex kepada Surya di lokasi.
Untuk menggambar wajah PK Ojong berukuran 2x4 meter ini, Ramex memerlukan waktu selama 4 hingga 5 jam.
"Prosesnya beda dengan font yang biasa memblok warna. Karena ini gradasi, kemiripan dengan gambar harus sedetail mungkin," sambung pria bertubuh tinggi ini.
Selain gambar PK Ojong, writer lainnya menggambar Jakob Oetama yang juga pendiri dan perintis Kompas. Lukisannya terpajang di arena bersepeda berukuran 20 x 40 meter ini.
Dibutuhkan 15 writer untuk melukis dinding halaman belakang. Mereka terdiri dari berbagai komunitas dari usia 16 hingga 28 tahun. Di antara mereka datang dari Surabaya, Mojokerto, Kediri dan Ponorogo.
Dona, writer dari komunitas Full Freedom, mengatakan tak punya tema khusus untuk menghias dinding halaman belakang kantor percetakan Kompas Gramedia Group yang disulap menjadi arena sepeda ini.
"Acara ini kami buat fun, tidak ada batasan untuk writer menuangkan ide, semua bebas. Ajang ini juga sebagai silaturahmi antarkomunitas grafiti dan mural, baik anggota lama maupun baru. Kebersamaan ini juga merupakan salah satu wadah berekspresi," ujar Dona.
Sebelumnya, sejak dua bulan lalu mereka telah melakukan pengeblokan dinding arena menggunakan cat berwarna hitam. Beberapa gaya grafiti dan mural yang dituangkan dalam kegiatan ini meliputi oldschool dan wild style.
"Perbedaan mural dan grafiti, yaitu kalau mural perpaduan gambar, tulisan dan ornamen. Kalau grafiti hanya menggunakan font," ujar Tank.
Ignatius Adriyanta Wibawa, Wakil GM Kompas Gramedia, mengatakan adanya pum track dan arena bersantai ini sebagai wadah hobi karyawan Kompas Gramedia Grup di Surabaya.
"Tempat ini nantinya juga dibuka untuk umum setiap Sabtu dan Minggu. Kami membuat tempat ini juga mengingat banyaknya komunitas sepeda di Surabaya," jelas Ignatius.
Di tempat ini tersedia pula delapan sepeda yang bisa digunakan karyawan Kompas Gramedia Grup untuk mencoba arena jump track, maupun ingin mengasah kemampuan bersepeda. Semuanya gratis.
Tahap selanjutnya arena ini akan ditambahkan rumput dan dibangun taman, yang nantinya juga akan menyusul kegiatan lomba sepeda BMX yang ditujukan untuk karyawan Kompas Gramedia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.