Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dua Nelayan di Bangka Tengah Kaget Ada Hiu Paus di Jaringnya

Meskipun sudah 20 tahun bergelut menjadi nelayan, namun Nazarudin (38) mengaku baru pertama kali melihat ikan hiu paus.

Editor: Wahid Nurdin
zoom-in Dua Nelayan di Bangka Tengah Kaget Ada Hiu Paus di Jaringnya
SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ
ILUSRTASI - Sejumlah warga dan anak-anak bermain di atas dua Hiu Tutul yang terdampar di pantai Nambangan, Kenjeran, Senin (26/10/2015). Dua ekor Hiu Tutul di pantai Nambangan terjaring nelayan pada Minggu (25/10) dan Senin (26/10). Hari ini, Senin (26/10) total ada 3 Hiu Paus Tutul yang terdampar. Ketiganya berada di lokasi yang berbeda. Yakni, satu di pantai Nambangan dan dua ekor di kampung nelayan Tambak Wedi. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ 

Laporan Wartawan Bangka Pos, Noordin
TRIBUNNEWS.COM, BANGKA - Dua nelayan di Bangka Tengah dikagetkan dengan hasil tangkapan ikan raksasa saat hendak mengangkat jaring yang ditebarnya.

Adalah Nazarudin (38) dan rekannya Sarnubi (19), warga Sungai Selan Bangka Tengah yang mendapati hiu paus (Rhincodon typus) sepanjang empat meter dengan lebar tubuh tiga meter yang nyangkut di jaringnya.

Kejadian itu terjadi Jum'at (29/7/2016) di perairan Tempilang Bangka Barat tepatnya di daerah pulau Medang.

"Kami tidak menyangka bahwa itu ikan tersebut (hiu paus.red). Saya gugup sekaligus gembira melihat hasil tangkapan sebesar," ujar Udin sapaan akrap Nazarudin kepada bangkapos.com (Tribunnews.com network), Senin (1/08/2016).

Setelah mengetahui kedapatan ikan tersebut, Udin menginformasikannya ke pembeli yang biasa membeli ikannya.

Merekapun sepakat untuk mengambilnya, namun menarik ikan hiu paus berukuran raksasa itu tidaklah mudah.

Apalagi Nazarudin (38) dan rekannya menariknya menggunakan perahu, butuh perjuangan ekstra bagi keduanya membawa ikan raksasa itu.

Berita Rekomendasi

Setelah sampai di tempat sandar dermaga kapal di Permis Basel, beberapa rekannya telah menunggu.

Termasuk mobil untuk menariknya.

"Kami cuma berdua, narik ikan kurang lebih lebar tiga meter dan panjang empat meter tidak akan mungkin," ucapnya.

Dia melanjutkan, keadaan ikan itu sendiri sudah mati saat pertama mereka menariknya, soalnya waktu itu tidak ada perlawanan.

Meskipun sudah 20 tahun bergelut menjadi nelayan, namun Nazarudin (38) mengaku baru pertama kali melihat ikan hiu paus.

"Saya baru lihat ikan jenis itu pas kena jaring kami, sebelum-sebelumnya tidak pernah," ujar Nazarudin.

Dia menerangkan, yang membuat dirinya memahami ikan tersebut saat turun dari kapal ada seseorang perempuan yang menghampirinya dan bertanya banyak serta detail proses penangkapannya.

Setelah itu perempuan tersebut menunjukan ikan dengan ciri yang sama dengan alat bantu digital. Barulah dirinya mengerti tentang hiu tutul.

"Saya sebut kepada perempuan tersebut, saya tidak paham sebelumnya bahwa ikan ini dilindungi. Saat kami bawa juga sudah mati," sebutnya.

Ikan hiu paus atau hiu tutul itu sendiri setelah di tarik ke daratan, langsung dibawa ke Pangkalpinang untuk dijual karena warga sekitar tidak mau membeli atau mengambilnya.

Di Pangkalpinang, hiu tutul hanya di bayar Rp 150 ribu. ia sempat disuruh memilih, antara dibayar menggunakan ikan lele atau dibawa pulang.

"Teman saya bawa ke pasar Induk Pangkalpinang, tapi orang tidak mau semua, entah kenapa. Bentuk ikan tersebut seperti pesawat, berwarna hitam bercak putih, mulutnya lebar, pipih dan tidak bergigi," jelas Nazarudin.(*)

Sumber: Bangka Pos
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas