3 Anaknya Jadi Sarjana, Tukang Becak dan Penjual Buah Ini Jadi 'Orang Tua Hebat' dari Mendikbud
– Buah kesabaran dan ketekunan dalam mendidik anak, kini dirasakan pasangan suami istri warga Jalan Panduk
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA – Buah kesabaran dan ketekunan dalam mendidik anak, kini dirasakan pasangan suami istri warga Jalan Panduk, Surabaya, Rawuh (65) dan Munah (60).
Meskipun harus berjuang dengan penghasilan pas-pasan, mereka mampu membuat 3 dari 5 anaknya menyelesaikan pendidikan sarjananya.
Selama ini, Rawuh dan Munah beserta anak-anaknya tinggal di rumah sederhana dengan berjualan buah seperti jeruk, pisang ataupun pepaya.
Keduanya tinggal di rumah di Jalan Panduk gang V sejak tahun 1991, ketika mereka masih memiliki 2 anak.
Rawuh bekerja sebagai tukang becak dan Munah berjualan buah di pinggir jalan. Namun, mereka mampu menabung dan menyekolahkan anak mereka.
“Waktu itu dapat warisan dari jual rumah keluarga di Manyar, akhirnya bisa beli tanah dan bangun rumah,” tutur Rawuh ketika ditemui SURYA.co.id, Senin (1/8/2016).
Mereka mampu mengumpulkan uang lalu membangun rumah kecil di sebelah rumah yang mereka tinggali untuk dikontrakkan selama 10 tahun.
“Saya kontrakkan untuk biaya kuliah anak saya yang pertama, yang penting anaknya niat dan mau usaha. Pasti saya carikan biaya,” tuturnya sambil menggendong cucu keduanya.
Rawuh berujar, semakin banyak anak mereka, maka biaya hidup yang mereka tanggung semakin besar.
Itu sebabnya, mereka sangat bersyukur saat anak pertama berhasil mendapat beasiswa pada semester 4.
Untuk anak ke-2 dan ke-3, mereka memutuskan tidak melanjutkan pendidikan tinggi saat gagal mendapat beasiswa.
“Kami tidak mampu lagi kalau mereka tidak bisa dapat beasiswa. Pinginya semua bisa sarjana, tetapi kalau anaknya nggak mau ya kami tidak memaksa,” lanjut pria lulusan SD ini.
Rawuh selalu menekankan disiplin dan pergaulan yang baik pada anak-anaknya. Apalagi saat Rawuh dan Munah masih sibuk berkeliling mencari nafkah, anak-anaknya menjalani kebiasaan religi yang ketat dari kakek neneknya.
“Saya cuma berpesan setiap anak-anak mau tidur, kalau mau hidup enak memang harus susah dulu. Agar mereka semangat belajar,” tegasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.