Mabuk Tuak, Empat Orang di Tuban Keroyok Polisi lalu Sembunyi di Rumah Pensiunan TNI
engeroyokan terhadap Aiptu Nur Bagyo Efendi (54) oleh empat pemabuk membuat pelipis mata sebelah kiri polisi itu robek dan bengkak di pipi
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, TUBAN - Pengeroyokan terhadap Aiptu Nur Bagyo Efendi (54) oleh empat pemabuk membuat pelipis mata sebelah kiri polisi itu robek dan bengkak di pipi kanan dan kirinya.
Pengeroyokan tersebut dilakukan saat Efendi melerai empat pemabuk saat memukuli sopir bus pariwisata.
Keemapt pemabuk tersebut berasal dari Kecamatan Jenu. Masing-masing bernama Damuji (39) warga Sumurgeneng, Supri (30) warga Desa Tasikharjo, Darwanto (34) warga Desa Remen, dan Sugik Budi Raharjo (27) warga Tasikharjo.
Usai dikeroyok, Jumat (29/7/2016) sekitar petang, Efendi sempat mendapat perawatan medis di RSUD Dr Koesma.
Sedangkan empat pengeroyok itu sempat melarikan diri di rumah pensiunan TNI di daerah Desa Remen.
“Mereka melakukan kekerasan di depan umum dan menyebabkan korban mengalami luka di wajah. Lokasinya di sekitar rest area di jalur pantura Semarang-Surabaya,” kata AKBP Fadly Samad, Kapolres Tuban kepada awak media di Mapolres Tuban, Rabu (3/8/2016) kepada Surya (TRIBUNnews.com Network).
Pengeroyokan tersebut berawal dari mobil sedan Mazda W 541 BN yang ditumpangi empat pelaku diserempet sebuah bus pariwisata di kawasan jalur pantura di Kecamatan Jenu.
Tak terima dengan aksi sopir bus, salah satu dari pelaku yang mengendarai mobil mengejar bus tersebut.
Saat di sekitar rest area, pelaku menghadang dan menghentikan bus. Keempatnya lantas masuk ke bus dan memukuli sopir. Tak jauh dari lokasi bus berhenti, Efendi sedang membeli kopi di sebuah warung.
Melihat aksi brutal keempat pelaku, Efendi mendatangi dan melerai.
Kepada para pengeroyok, Efendi yang tak menggunakan seragam polisi berteriak, “Saya aparat Polres Tuban, turun,” pinta Efendi kepada para pelaku.
Namun, di antara mereka tak mau turun. Usai memukuli sopir bus, para pelaku berbadan kekar itu mendatangi Efendi.
Tak banyak bicara, di antara mereka berkata lantang, “Saya tidak takut polisi,”.
Setelah suara itu berhenti, Efendi langsung dikeroyok. Wajah dan tubuh Efendi dipukuli berkali-kali. Pipi kanan dan kiri Efendi bengkak.
Pelipis mata sebelah kirinya berdarah. Kaos yang dikenakan Efendi turut robek setelah ditarik berkali-kali oleh pengeroyok.
“Setelah memukuli korban (Efendi), mereka melarikan diri dan sembunyi di rumah salah satu pensiunan TNI,” kata Fadly kepada Surya (TRIBUNnews.com Network).
“Satu pelaku berinisial DW (Darwanto) pernah ditangkap kasus 303 (judi)” sambungnya.
Sementara itu, Darwanto yang ditanya Fadly alasan memukul Efendi, pria kekar itu menjawab karena sedang mabuk. Mereka mabuk usai minum toak (minuman memabukkan khas Tuban).
“Kami panas karena sedang mabuk,” kata Darwanto.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.