Kasus Altur, IDI Duga Hanya Masalah Komunikasi
Seorang pasien di rumah sakit harus memahami kenapa harus di rumah sakit
Penulis: Jefri Susetio
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Medan Jefri Susetio
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Ketua Ikatan Dokter Indonesia, Kota Medan Ramlan mengatakan, setiap pasien yang dibawa ke rumah sakit harus memahami posisi dirinya berobat sehingga dapat menerima seluruh pelayanan medis yang dianjurkan dokter.
“Seorang pasien di rumah sakit harus memahami kenapa harus di rumah sakit. Apabila tidak menerima pelayanan rumah sakit pengin berobat alternatif tentu tidak berada di rumah sakit. Masalah itu, sekadar komunikasi saja,” ujarnya saat dihubungi, Sabtu (6/8/2016).
Ia menambahkan, pasien ambilafen tidak harus berlama-lama di rumah sakit, agar pasien yang membutuhkan perawatan medis tidak terganggu.
“Bisa saja dikhawatirkan, pasien BPJS yang lain pengin gunakan fasilitas yang sama, mau dimana diletakkan begitu pertimbangan mereka. Kalau memang bersedia menerima pelayanan rumah sakit baru tidak ada alasan disuruh pergi, harus dilayani secara tuntas,” katanya.
Dia menyampaikan, pasien tidak boleh sekadar bergolek-golek di rumah sakit karena pelayanan rumah sakit diutamakan kepada pasien yang butuh perawatan urgent.
“Kalau pasiennya ambilafen, mau berobat tradisional dan satu sisi pengin golek-golek di rumah sakit itu, baru jadi persoalan. Jadi begini pelayanan rumah sakit persoalan kepercayaan. Pelayanan kesehatan adalah persoalan kepercayaan,” ujarnya
Sebelum pasien menjalani operasi ataupun pelayanan medis lebih lanjut, dokter harus memberikan penjelasan secara mendetail tentang alasan dilakukan operasi.
Bila pasien menolak operasi harus ada alternatif lain yang ditawarkan.
“Seorang pasien tidak mau menerima layanan berdasarkan kondisi dan sudah dijelaskan dokter maka tidak benar pasien di rumah sakit. Bukan dalam rangka menolak," katanya.
Seharusnya, kata dia pasien mengikuti keilmuan dokter dan diangnosa masalahnya dibeberkan dan solusinya juga dibeberkan.
"Rencana tindakan disampaikan, bila pasien tidak mau ya silahkan pulang,” katanya.
Diketahui, Altur Simanjuntak (31), pasien Rumah Sakit Martha Friska Multatuli, Medan, Sumatera Utara “diusir” dokter spesialis tulang.
Pasalnya, Altur yang menderita patah tulang bahu kiri menolak untuk operasi.