Konferensi Indonesia Berkebun di Banyuwangi Mengusung 3E
Konferensi Indonesia Berkebun IV di Banyuwangi, Jawa Timur, mengusung tiga isu yakni ekonomi, ekologi, dan edukasi.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Surya, Haorrahman
SURYA.CO.ID, BANYUWANGI - Konferensi Indonesia Berkebun IV di Banyuwangi, Jawa Timur, mengusung tiga isu yakni ekonomi, ekologi, dan edukasi.
Ida Amal, Kepala Sekolah Akademi Berkebun, mengatakan urban farming bisa menjadi lahan pekerjaan baru yang bisa meningkatkan perekonomian rumah tangga.
"Mereka yang belum punya pekerjaan, bisa menjadikan berkebun sebagai pekerjaan. Tidak butuh modal dan lahan yang besar," kata Ida kepada peserta, Sabtu (6/8/2016).
Berkebun juga menyumbang hal positif untuk ekologi. Akan banyak oksigen yang disumbang dari berkebun dengan konsep urban farming ini.
"Berkebun juga mengedukasi anak-anak untuk mencintai lingkungannya. Ada unsur pendidikan di dalamnya. Minimal anak-anak tidak membuang sampah sembarangan dan menjaga lingkungan," kata Ida.
Indonesia Berkebun telah diikuti oleh 48 jejaring, terdiri dari 40 kota atau kabupaten dan 10 kampus. Di konferensi ini diikuti oleh 23 kota atau kabupaten dan tiga kampus.
Mereka datang dari Fakfak Papua, Pontianak, Balikpapan, Medan, Makasar, dan daerah lain di Pulau Jawa. Ada juga komunitas kampus dari Universitas Indonesia, Universitas Padjajaran, dan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Ida berharap konferensi ini kian banyak jejaring terutama pemerintah daerah yang ikut di dalamnya.
"Seperti Banyuwangi ini, kami terkesan dengan support dari DKP (Dinas Kebersihan dan Pertamanan) Banyuwangi yang membangun E-Park ini," kata Ida.
Indonesia Berkebun merupakan komunitas yang bertujuan menyebarkan semangat positif untuk lebih peduli kepada lingkungan dan perkotaan dengan program urban farming.
Urban farming yaitu memanfaatkan lahan tidur di kawasan perkotaan yang diubah menjadi lahan pertanian/perkebunan produktif lewat peran masyarakat sekitar.
Arief Setiawan, Kepala DKP Banyuwangi, mengatakan gelaran konferensi ini di Banyuwangi bisa memacu masyarakat menciptakan lahan hijau di setiap sudut rumah dan lingkungan sekitar. Banyuwangi bergabung dalam komunitas ini sejak akhir 2014.
"Kami juga ingin, masyarakat tidak sekadar menanam tanaman, namun mulai menanam sayuran dan buah-buahan di pekarangannya. Selain tentunya organik, dengan hasil kebun sendiri ini juga akan meningkatkan ketahanan pangan kita," kata Arief.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.