Hendak Mencuci Tangan, Dewa Raka Kaget Lihat Sesosok Mayat Tergantung
Ketika Dewa Raka bermaksud mencuci tangan di perantenan pura, ia dikejutkan sosok mayat manusia yang tergantung.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, GIANYAR - I Ketut Dalun (58) mengakhiri hidupnya dengan gantung diri, Senin (8/8/2016) karena menderita sakit yang tak kunjung sembuh.
Pria asal Banjar Penginyahan, Desa Puhu, Payangan, Gianyar, Bali ini memilih tempat di perantenan (dapur) Pura Dalem setempat.
Hal ini tidak hanya membuat keluarganya susah, tetapi juga krama adat harus menggelar ritual penyucian pura.
Jasad korban pertama ditemukan I Dewa Nyoman Raka (52).
Seperti biasa, Dewa Raka menyapu areal kantin SMPN 2 Payangan sebelum berjualan pukul 06.30 Wita.
Usai menyapu, sampah dibuang ke lahan kosong di sebelah barat Pura Dalem Penginyahan.
Ketika dia bermaksud mencuci tangan di perantenan pura, ia dikejutkan sosok mayat manusia yang tergantung.
Karena takut, Dewa Raka memilih pulang dan melaporkan temuannya pada Ketua Pecalang Banjar Penginyahan, I Wayan Rena (46).
Kebetulan saat Dewa Raka melaporkan temuannya, Rena hendak berangkat melaksanakan gotong royong di Pura Tegal Suci Penginyahan.
"Setelah datang berbanyak, akhirnya kami tahu itu warga kami Pan Dalun," ucap Dewa Raka.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Dalun ditemukan tewas tergantung menggunakan tali tambang plastik warna biru dengan ukuran kurang lebih 60 sentimeter.
Tali terikat di sebuah kayu usuk alas atap bangunan perantenan Pura Dalem Penginyahan.
Kapolsek Payangan, AKP Loduwyk Tapilaha mengatakan pihaknya sudah melakukan pengembangan kasus ini.
Berdasarkan keterangan yang diberikan istri korban, Ni Wayan Lenyi, diketahui korban sudah tidak ada di rumah, Senin (8/8/2016) pukul 02.00 Wita.
Pihak keluarga melakukan pencarian di seputaran rumah. Namun selama beberapa jam dicari hingga di beberapa tempat, juga tak ditemukan.
Akhirnya, pukul 06.30 Wita korban dinyatakan tewas gantung diri.
Ia mengatakan, selama ini korban mengalami sakit yang tidak kunjung sembuh. Padahal sudah sempat melakukan operasi.
"Diduga korban mengakhiri hidupnya lantaran tidak ingin membebani keluarganya. Sebab di tengah tekanan ekonomi, korban sering bolak-balik rumah sakit, tapi tak kunjung sembuh," kata dia namun tak mengungkapkan riwayat sakit korban.
Dugaan bunuh diri ini diperkuat oleh hasil visum luar yang dilakukan tim dokter UPT Kermas Payangan yakni tidak ditemukannya tanda kekerasan.
Dokter hanya menemukan ciri-ciri orang meninggal karena gantung diri seperti dari kemaluan keluar air kencing, keluar darah di kedua hidung dan dubur korban mengeluarkan sisa makanan.
"Kami tidak temukan tanda-tanda kekerasan," ujar Dokter Pande Made Swan Pramana.