Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sejumlah Siswa SMP Kota Bandung Menentang Full Day School

Para siswa yang menentang ini merasa sekolah dengan sistem full day school itu melelahkan.

Penulis: Teuku Muhammad Guci Syaifudin
Editor: Wahid Nurdin
zoom-in Sejumlah Siswa SMP Kota Bandung Menentang Full Day School
TRIBUN JABAR/TEUKU MUH GUCI
SMPN 49 Kota Bandung 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Teuku Muh Guci S

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Sejumlah siswa di Kota Bandung menentang kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy soal program "full day school".

Para siswa yang menentang ini merasa sekolah dengan sistem full day school itu melelahkan.

Adinda Naima (13), siswi kelas dua SMP Negeri 49 Kota Bandung, mengatakan, sekolah dengan sistem full day school berarti belajar dari pagi sampai sore hari.

Sistem pembalajaran itu pernah dirasakannya ketika masih duduk di bangku sekolah dasar.

"Dulu kalau sekolah dari jam 07.00 sampai jam 16.00. Selama itu saya berada di sekolah mengikuti pelajaran," kata Adinda kepada Tribun di SMP Negeri 49 Kota Bandung, Selasa (9/8/2016).

Siswi yang mengetahui menteri berencana membuat kebijakan full day school melalui pemberitaan ini menilai, pelajaran yang diterimanya saat ini sudah cukup berat. Belum lagi jika dirinya mengikuti kursus di luar sekolah.

BERITA TERKAIT

"Dulu kalau pulang sekolah full day, sampai rumah langsung istirahat. Tidak ada waktu untuk belajar lagi. Libur juga tidak kerasa karena sudah capai," kata Adinda.

Adinda menginginkan pemerintah tak mengeluarkan kebijakan full day school. Ia mengataka, sebaiknya kegiatan belajar dan mengajar (KBM) berlangsung seperti biasanya.

"Memang ada positifnya kalau full day school. Siswa tidak berkeliaran, kalau pulang sekolah. Kalau KBM yang sekarang, kan kadang siswa ada yang main dulu sebelum pulang," kata Adinda.

Hal senada juga dikatakan, Dila Triani (13), siswi kelas dua SMP 49 Negeri lainnya. Ia pun menilai jika KBM dengan sistem full day school memberatkan siswa.

"Pulangnya sampai sore, pasti capai. Di sini kan berangkat jam 06.00 WIB. Pulangnya jam 12.00 lebih kalau Senin, kalau Selasa dan Kamis pulangnya jam 13.00. " kata Dila.

Dila mengatakan, beban pelajaran dengan jam belajar selama 6-7 jam cukup banyak. Ia pun terkadang sudah merasa capai di hari-hari tertentu.

"Saya tidak setuju, pinginnya seperti sekarang. Kan pulangnya juga sore. Pulangnya naik angkot," kata Dila.

Seperti diketahui, ‪Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menggagas sistem "full day school" untuk pendidikan dasar (SD dan SMP), baik negeri maupun swasta.

Alasannya agar anak tidak sendiri ketika orangtua mereka masih bekerja.‬

Penerapan full day school dalam pendidikan dasar tersebut masih terus disosialisasikan di sekolah-sekolah, mulai di pusat hingga di daerah.‬ (cis)

Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas