Gara-gara Muntah, Bocah Empat Tahun Tewas di Tangan Bibinya
Tiba-tiba Anggraeni muntah di depannya. Paini merasa kesal dengan perilaku Anggraeni yang dianggapnya tidak sopan.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Anggraeni Wulandari (4), balita asal Dusun Sawur, Desa Sukono, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang meninggal dunia karena dianiaya ibu asuhnya, Paini yang juga bibinya.
Pengakuan Paini kepada penyidik, Jumat (12/8/2016) pagi, dia menyuapi Anggraeni di dapur.
Tiba-tiba Anggraeni muntah di depannya. Paini merasa kesal dengan perilaku Anggraeni yang dianggapnya tidak sopan.
"Namanya anak-anak, dia kan tidak mengerti. Dia muntah begitu saja saat disuapi," tutur Kanit Reskrim Polsek Dampit, Aiptu Soleh Mas'udi, Minggu (14/8/2016).
Lantaran kesal, Paini kemudian mendorong kepala keponakannya itu.
Tubuh Anggraeni jatuh ke belakang. Nahas, kepalanya membentur dingklik (kursi kecil).
"Waktu itu pelaku sempat panik, dan menggendong korban. Tapi kondisinya semakin parah," tambah Soleh.
Dari mulut Anggraeni sempat keuar busa. Sementara bagian kepalanya membengkak. Nyawa balita malang ini tidak terselamatkan, saat dibawa ke Puskesmas.
Selain luka di kepala yang menyebabkan kematian, ternyata banyak luka lebam yang diperkirakan sudah lama. Dugaan penyidik, pelaku sering melakukan kekerasan fisik.
"Misalnya ada bekas cubitan di bagian paha. Itu jelas luka lama. Jadi dugaan kami, sebelum kejadian kemarin, korban sudah sering mendapat kekerasan fisik," tegas Soleh.
Paini sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus balita tewas ini.
Minggu (14/8/2016) kemarin, Paini dilimpahkan ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.