92 Calon Jemaah Haji Kloter Terakhir Asal Kalbar Tiba di Embarkasi Batam
Sebanyak 92 orang Calon Jemaah Haji menjadi kloter terakhir CJH asal Kalbar, berangkat menuju Bandara Internasional Hang Nadim Batam.
Penulis: Tito Ramadhani
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Tito Ramadhani
TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK - Sebanyak 92 orang Calon Jemaah Haji (CJH) menjadi kelompok terbang (Kloter) terakhir CJH asal Kalbar, berangkat dengan penerbangan Sriwijaya Airlines dari Bandara Internasional Supadio Pontianak menuju Bandara Internasional Hang Nadim Batam, Senin (22/8/2016) sekitar pukul 07.00 WIB.
Mereka berasal dari Kabupaten Landak 40 orang, Kabupaten Bengkayang 47 orang dan Kabupaten Ketapang 5 orang.
Butuh waktu selama lima hari dan menggunakan 13 penerbangan mengantarkan CJH yang berasal dari 14 Kabupaten/Kota di Kalbar ini, untuk bergabung dengan Embarkasi Batam (BTH).
Total kuota CJH Kalbar pada pelaksanaan ibadah haji 1437 H tahun 2016 seharusnya sebanyak 1.872 orang, namun hanya sejumlah 1.862 orang yang dapat diberangkatkan. Dikarenakan ada yang meninggal dunia satu orang, sakit tiga orang, mutasi ke provinsi lain sebanyak empat orang
"Dua orang di Batam batal berangkat, pasangan suami istri, karena istrinya sakit akhirnya suaminya juga membatalkan keberangkatan. Dia tidak tega meninggalkan istrinya tinggal sendiri, itu jemaah asal Sanggau. Kemarin hari Sabtu (20/8) ada satu orang jemaah meninggal di tanah suci Madinah, Muhammad Tahir Razak dari Sanggau (kloter 11). Artinya baru mau memulai Arba'in," ungkap Kakanwil Kemenag Kalbar, Syahrul Yadi kepada Tribun Pontianak (Tribunnews.com Network),Senin (22/8/2016).
Dengan meninggalnya satu orang jemaah asal Sanggau ini, maka saat ini, Senin (22/8/2016) hanya ada total 1.861 orang CJH saja yang akan dan segera tiba ke Tanah Suci.
"Kondisi yang lain, saya kira ada beberapa yang sakit, tapi laporannya sudah mulai pulih kembali. Mungkin masih penyesuaian cuaca di Madinah, saat ini cuaca di sana cukup ekstrim berkisar 45" C, kita di Kalbar ini kan normalnya 36"C. Jadi dengan perubahan seperti ini saya kira cukup ektrim bagi kita warga Kalbar di sana," jelasnya.
Selain permasalahan mengatasi perubahan cuaca yang menjadi fokus permasalahan, Syahrul juga menegaskan masih ada beberapa hal lain yang juga menjadi perhatian terutama layanan katering bagi CJH.
"Terutama katering dan segala macam, kami harapkan para jemaah merasa senang, karena pelayanan katering jauh lebih baik dari sebelumnya," kata dia.
Syahrul menjelaskan rangkaian perjalanan ibadah haji yang akan dihadapi para CJH. Yakni mulai keberangkatan dari kabupaten/kota masing-masing, untuk kemudian menuju Asrama Haji Kalbar.
"Kalbar itu ada lima kloter, yakni Kloter 11, 12, 13, 14 dan yang terakhir hari ini kloter 15 yang bergabung dengan provinsi lain, jadi Kloter Nusantara. Jadwalnya lima hari, setiap hari satu kloter, itu semua menggunakan 13 penerbangan," paparnya.
Berdasarkan jadwalnya, para jemaah Kalbar yang terbagi dalam lima kloter, ini kemudian terbang menggunakan pesawat Sriwijaya Airlines dari Bandara Internasional Supadio Pontianak menuju Bandara Internasional Hang Nadim Batam.
"Menginap semalam di Batam, selanjutnya menempuh perjalanan udara selama 8 jam hingga sampai ke Bandara Internasional Amir Muhammad bin Abdul Aziz Madinah. Dan dari bandara di Madinah ini kemudian menuju hotel. Sekarang itu hotelnya rata-rata sekelas bintang 3 dan 4, diperkirakan membutuhkan waktu sekitar 30 menit hingga 1 jam, tergantung situasi arus lalu lintas," urai Syahrul.
Kloter 15 asal Kalbar yang disebutnya sebagai kloter nusantara ini, menurut Syahrul akan bergabung dengan kloter CJH dari tiga provinsi lain, yakni Kepri, Riau, Jambi.
"Kloter 15, terakhir ini. Kloter nusantara ini gelombang kedua yang langsung menuju Jeddah, tidak ke Madinah tapi ke Jeddah terlebih dahulu," katanya.
CJH kloter 15 ini, usai tiba di Batam kemudian menginap semalam. Untuk selanjutnya diterbangkan menuju Jeddah pada Selasa (23/8/2016), dengan menggunakan Saudi Arabia Airlines.
"Memang keistimewaan di kita ini dia, kalau di penerbangan (embarkasi) lain menggunakan pesawat Garuda Indonesia, kita di Embarkasi Batam menggunakan Saudi Arabia Airlines," tuturnya.
CJH yang telah tiba di Madinah, menurut Syahrul akan bertahan selama delapan hari atau 40 waktu salat (Arbain).
"Kemudian dari situ nanti, insyaallah gelombang pertama akan menuju Mekkah, melewati Bir Ali, nanti itu akan Miqat. Menggunakan pakaian ihram menuju Mekkah al Mukaromah, inilah yang disebut kita itu Umrah sebelum haji, karena kita haji tamattu," sambungnya.
Setelah seluruh CJH sudah hadir semua, nantinya akan menunggu masa haji. Pada 9 dan 10 Dzulhijjah akan melaksanakan wukuf di Arafah.
Dikonfirmasi terpisah, Manager Operasi Bandara Internasional Supadio Pontianak, Zulbrito Radikar mengungkapkan, penerbangan CJH asal Kalbar dimulai sejak Kamis (18/8/2016) hingga Senin (22/8/2016).
"Tiga flight perhari, kecuali hari ini hanya satu flight, jadi total semua ada 13 flight. Semua dalam kondisi cuaca normal dan udara juga cukup bagus untuk diberangkatkan," ungkapnya.
Menurutnya, walau saat ini di wilayah Kalbar sedang diterpa asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), namun tak mempengaruhi penerbangan CJH.
Menurutnya, kondisi cuaca sejak awal keberangkatan hingga penerbangan terakhir dalam kondisi sangat sempurna, dengan jarak pandang lebih dari 1000 Feet.
"Untuk penerbangan itu sudah sangat aman untuk diberangkatkan," kata Zulbrito.