Berkat Presiden Jokowi, Hotel Inn Parapat Punya Dermaga Kapal
Hotel Inna Parapat kini sudah memiliki dermaga kapal feri, berkat kunjungan Presiden Joko Widodo ke Toba Samosir pekan lalu.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adi Prianggoro
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Kedatangan Presiden Joko Widodo ke Samosir sempat membuat bingung manajemen Hotel Inna Parapat di Toba Samosir, Sumatera Utara.
Di salah satu kamar di hotel ini Presiden Jokowi menginap selama membuka dan merayakan Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba 2016.
Meski pada kamar yang ditempati Presiden Jokowi tidak banyak ada pembenahan dan penambahan fasilitas, area hotel dan kamar-kamar lain banyak dibenahi.
Marketing Manager Hotel Inna Parapat, Syahrial Azhar, Selasa (23/8/2016), menyatakan pihaknya membangun dermaga di belakang hotel supaya bisa dipakai tempat bersandar bagi kapal feri yang akan dinaiki oleh Jokowi. Pembangunan dermaga itu menghabiskan biaya sekitar Rp 500 juta.
“Kami membuat dermaga itu hanya dalam waktu sebulan. Memang pembangunan dermaga terkait kedatangan presiden, meski demikian dermaga itu kini bisa kami pakai untuk seterusnya. Jadi akhirnya kami punya dermaga setelah ada kunjungan dari Pak Jokowi,” terang Syahrial.
Pihak manajemen hotel juga mengganti televisi seluruh kamar hotel yang semula model tabung menjadi LCD.
Seluruh kamar dan area hotel juga dilakukan pengecatan. Dari 98 kamar yang ada di Hotel Inna Parapat, 52 kamar di antaranya ditempati oleh rombongan Jokowi, mulai dari Pasukan Pengamanan Presiden (Paspamres) hingga timnya.
“Vila yang berada di sebelah vila yang ditempati Jokowi dihuni oleh Komandan Paspamres. Pada malam saat Pak Presiden menginap, ada personel-personel Slank juga menginap di sini,” kata Syahrial.
Menurut Syahrial, Hotel Inna Parapat merupakan milik PT Hotel Indonesia Nature, sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Hotel yang merupakan peninggalan zaman penjajahan Belanda ini telah beroperasi sejak 1911. Dulu, nama hotel ini adalah Hotel Parapat kemudian pada 1972 berganti nama menjadi Hotel Inn Parapat.
Menurut Syahrial, bagian yang cukup ‘menegangkan’ ketika dapat kehormatan dikunjungi Jokowi adalah ketidakpastian waktu kehadiran.
Pada awalnya, Syahrial diberitahu bila Jokowi akan menginap Hotel Inna Parapat pada 26 & 27 Agustus. Tetapi rupanya kehadiran Jokowi dimajukan menjadi 20 dan 21 Agustus.
“Pemberitahuannya sebulan sebelumnya. Padahal, pada 20 dan 21 Agustus itu hotel kami telah dipesan 50 kamar oleh sebuah rombongan, yang pemesanannya telah dilakukan setahun sebelumnya,” kata dia.
Syahrial mengaku saat itu sempat bingung. Syahrial akhirnya mencoba berunding dengan rombongan yang telah memesan kamar hotel. Hasilnya, dari 50 kamar yang dipesan sebelumnya hanya bisa dibatalkan empat kamar saja.
“Meski telah berkoordinasi jauh-jauh hari, namun kami juga belum mendapatkan kepastian di mana Jokowi akan menginap pada malam itu. Beberapa jam sebelum Pak Presiden datang, kami baru diberi kepastian bila Jokowi akan menginap di Hotel Inna Parapat,” kata Syahrial.
Syahrial yang memiliki pegawai reguler 90 orang menambah pekerja harian lepas sebanyak 20 orang. Bila tingkat hunian atau okupansi hotelnya rata-rata 30 persen sampai 40 persen pun meningkat drastis dari sisi pendapatan. Syahrial tidak menyebutkan berapa jumlah kenaikan pemasukan hotel saat Jokowi menginap.
“Yang jelas ini rekor bagi kami karena untuk pertama kali Pak Jokowi menginap di sini,” ungkap dia bangga.