Pertiwi Tak Kapok Usaha Makanan Ringan Meski Bikini Produknya Sempat Bermasalah
Produsen bihun kekinian (bikini), Pertiwi Darmawanti Oktavia alias Tiwi (19), mengaku tetap akan menjadi wirausahawan.
Penulis: Teuku Muhammad Guci Syaifudin
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Teuku Muh Guci S
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Produsen bihun kekinian (bikini), Pertiwi Darmawanti Oktavia alias Tiwi (19), mengaku tetap akan menjadi wirausahawan.
Ia tak kapok meski usaha yang baru dirintisnya dua bulan lalu itu akhirnya menuai masalah.
"Untuk saat ini menjadi pelajaran yang penting untuk saya. Untuk ke depannya juga, saya minta pelaku usaha yang sama jangan takut berwirausaha," kata Tiwi kepada wartawan di kantor BBPOM Bandung, Jalan dr Djundjunan, Kota Bandung, Jumat (26/8/2016).
Tiwi pun berencana tetap akan melanjutkan usaha membuat makanan ringan dengan bahan bihun. Namun ia tak akan lagi menggunakan merk bikini yang sudah mengundang kontroversi.
Ia pun akan mengganti sampul kemasan yang dinilai menjurus ke arah pornografi.
"Saya tetap menggeluti usaha dan bisnis makanan ringan, tapi pasti ganti nama dan gambar sampul kemasan," kata Tiwi.
Ditanya ide membuat nama bikini, Tiwi menjawab hal tersebut hanya singkatan dari bihun kekinian. Tak ada maksud darinya menjurus ke arah pakaian yang minim tersebut.
Sedangkan sampul makanan yang menampilkan bikini sesuai dengan merk, ia mengaku tidak ada unsur kesengajaan.
"Untuk desainnya karena kepepet waktu dua minggu untuk jual proyek, ya desainnya bikini tanpa mikir ke itu mengarah ke pornografi. Kan bikininya juga kartun dan tidak ada sama sekali niat untuk memunculkan gambar porno," kata Tiwi.
Tiwi mengaku, usaha makanan ringan memang cukup menggiurkan. Ia sempat mengantongi omzet sekitar Rp 60 juta dengan menjual bikini selama dua bulan.
Alasan itu pula yang membuatnya untuk tetap akan melakoni bisnis makanan ringan ke depannya. Tentunya semua prosedur untuk mengedarkan produk pangan ditempuhnya sesuai anjuran BBPOM Bandung.
"Kemarin saya jual hampir ke seluruh Indonesia, paling banyak di Jakarta pembelinya," kata Tiwi. (cis)