Bupati Banyuwangi: Zaman Sekarang Antardaerah Harus Bersinergi
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan saat ini antardaerah harus bersinergi menghadapi tantangan ekonomi, bukanya saling bersaing.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Surya, Haorrahman
SURYA.CO.ID, BANYUWANGI - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan saat ini antardaerah harus bersinergi menghadapi tantangan ekonomi, bukanya saling bersaing.
Sinergitas dan kolaborasi antardaerah menjadi penting melihat perekonomian nasional dihadapkan pada tantangan yang kompleks. Terutama di wilayah perbatasan antardaerah yang biasanya menghadapi banyak problem karena jauh dari pusat pertumbuhan.
Anas mengatakan, pihaknya telah berdiskusi dengan Bupati Jember, Faida, yang wilayahnya berbatasan dengan Banyuwangi.
”Sebagai langkah awal, saya sudah diskusi dengan Bupati Jember untuk membuat program bersama di wilayah perbatasan, seperti di daerah pegunungan Gumitir yang merupakan perbatasan Jember dan Banyuwangi," kata Anas, Senin (29/8/2016).
Dalam diskusi sempat tercetus membuat event wisata bersama seperti Festival Gumitir. Selain itu, kedua bupati juga membahas membagi solusi di wilayah perbatasan.
Jember, misalnya. Di perbatasan kebagian membuat program kesehatan, sedangkan Banyuwangi program pendidikan. Masyarakat di perbatasan tersebut, bisa bebas mengaksesnya tanpa harus membedakan penduduk Jember atau Banyuwangi.
Anas mengatakan integrasi antardaerah juga bisa memperkuat produksi barang semakin efisien. Demikian juga program pemasaran pariwisata antardaerah se-Jatim bisa disinergikan dengan syarat harus fokus, unik, dan tersegmentasi secara jelas.
Saat ini penyesuaian anggaran negara berimbas pada penundaan penyaluran dana ke sebagian daerah harus dicari solusinya bersama-sama agar tidak sampai terlalu berdampak ke perekonomian lokal.
”Yang terpenting adalah menjaga daya beli masyarakat, artinya inflasi perlu direm. Sinergi antardaerah penting untuk saling suplai," kata Anas.
Tinggal dicek mana daerah yang lagi defisit komoditas tertentu, lalu disuplai daerah yang sedang surplus. Demikian juga sinergi yang lain untuk produksi barang dan jasa juga harus diperkuat.
Menurut Anas penundaan pencairan dana alokasi umum yang di Jawa Timur mencapai Rp 2,6 triliun perlu disikapi bersama-sama dengan bergandengan tangan.
Ini karena belanja pemerintah saat ini berperan strategis dalam menggerakkan perekonomian di tengah dinamika ekonomi yang membuat investasi swasta cenderung tertahan.
"Ini tantangan bersama, harus duduk bersama agar government spending yang sedikit mengendur tidak lantas mengendurkan pula denyut ekonomi masyarakat,” kata Anas.
Gubernur Jatim Soekarwo telah memaparkan problem dan solusi di Jawa Timur saat Rapat Koordinasi Asosiasi Pemerintah Kabupaten Se-Indonesia Wilayah Jatim, Sabtu (27/8/2016) lalu.
"Saya mengusulkan apa yang disampaikan Gubernur perlu diperkuat eksekusinya di tingkat kabupaten/kota. Misalnya, perlu ada pejabat setingkat sekretaris daerah se-Jatim yang berkumpul tiap bulan untuk memonitor dan mengeksekusi semua potensi integrasi ekonomi antar-kawasan di provinsi ini,” ujar Anas.
Selain menjaga inflasi, integrasi antardaerah adalah keharusan untuk mewujudkan daya saing. Integrasi harus fokus pada keunggulan masing-masing daerah.
Anas mencontohkan, perajin tas kulit di daerah bisa disinergikan dengan sekolah desain produk yang biasanya hanya ada di kota besar seperti Surabaya dan Malang, sehingga lebih peka tren pasar.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.