Orang Tua Siswa yang Dikasih Nilai Nol Sempat Tak Percaya Sekolah Arogan dan Diskrimatif
Ayah kandung DPR (15), Danny Daud Setiana, mengaku sempat tak percaya jika anaknya mendapatkan perlakuan diskriminatif dan arogan dari gurunya.
Penulis: Teuku Muhammad Guci Syaifudin
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Jabar Teuku Muh Guci S
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Ayah kandung DPR (15), Danny Daud Setiana, mengaku sempat tak percaya jika anaknya mendapatkan perlakuan diskriminatif dan arogan dari gurunya.
Ia pun sempat membujuk anaknya untuk tetap sekolah dan akan menyelesaikannya secara kekeluargaan.
"Tadinya dia juga minta keluar, tapi menurut kami masa urusan seperti itu tidak bisa diselesaikan. Akhirnya kami melakukan mediasi ke sekolah," ujar Danny kepada Tribun melalui sambungan telepon, Senin (5/9/2016).
Alhasil, kata Danny, ia baru merasakan sikap arogan dan diskriminatif yang dilakukan sekolah. Ia mengaku tidak mendapatkan penjelasan terkait dengan pemberian nol terhadap anaknya tersebut.
"Guru juga tidak percaya jika anak kami sakit selama dua minggu dan langsung meninggalkan kami di ruang mediasi. Itu kan tidak sopan, padahal itu di tempat mereka sebagai tuan rumah," kata Danny.
Danny mengatakan, anaknya memang diberikan nilai nol untuk mata pelajaran matematika. Sedangkan mata pelajaran Bahasa Indonesia, anaknya mendapatkan nilai 38, yang merupakan pembagian dari tiga komponen nilai. Sementara anaknya hanya mengumpulkan satu nilai dari tiga komponen tersebut.
"Anak saya coba buat tugas lain, tapi tidak diterima. Jadi anak kami dapat perlakuan kekerasan psikis. Sering diketusi di kelas itu, Itu yang buat anak kami down, dan dirasakan pulang sekolah anak selalu stress dan selalu menyampaikan sudahlah tidak akan sekolah lagi," kata Danny.
Tadinya, kata Danny, proses mediasi akan memberikan jalan yang baik. Sebab ia memberikan bukti tentang sakitnya anaknya. Tapi keterangan itu dianggap sekolah seolah diuat-buat.
"Padahal ini orang tua langsung yang memberikan, kalau anak yang bicara boleh saja mereka tidak percaya."
"Jadi kami merasa ada diskrimnasi terhadap anak kami dan kami pertanyakan anak kami dapat nol," kata Danny seraya menyebut anaknya tidak tidak mungkin mendapatkan nilai nol lantaran nilai semester pertama di angka 70-an. (cis)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.