Ortu Siswa yang Diberi Nilai Nol Minta SMAN 4 Diperiksa Inspektorat
Tak hanya mengadu ke Komisi Perlindungan Anak (KPA), orangtua DPR (15), siswi SMA Negeri 4 yang mendapatkan nilai nol, juga akan mengadu ke Gubernur
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Jabar Teuku Muh Guci S
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Tak hanya mengadu ke Komisi Perlindungan Anak (KPA), orangtua DPR (15), siswi SMA Negeri 4 yang mendapatkan nilai nol, juga akan mengadu ke Gubernur Jawa Barat.
Ia menginginkan ada pemeriksaan inspektorat terhadap sekolah terutama dua guru yang bersikap diskriminatif dan aroga terhadap anaknya tersebut.
"Kemudian wakasek kurikulum dan kepala sekolah kenapa bisa memberikan nilai nol karena itu (nilai) distempel sekolah artinya itu resmi dikeluarkan pihak sekolah."
"Artinya pihak sekolah mendukung kesewenangan guru yang memberikan nilai nol," kata Danny kepada Tribun melalui sambungan telepon, Senin (5/9/2016).
Danny menyayangkan sikap guru yang bersikap arogan terhadap anaknya tersebut.
Sebab sikap guru itu menunjukkan sikap ingin sewenang-wenang dan ingin menunjukkan kekuasaan bahwa bisa memberikan nilai nol.
Padahal, kata dia. tugas guru itu seharusnya membimbing bukan menghakimi.
"Saya memasukan anak saya itu ke institusi pendidikan, bukan pengadilan, tapi kok memperlakukan anak seperti di pengadilan, kalau anak salah ya wajar, kan sekolah, tapi kalau salah tunjukkan kesalahannya," kata Danny.
Jika kesalahannya karena ketidakhadiran, Danny telah memberikan jawaban jika anaknya itu sakit.
Menurutnya, tidak wajar jika sekolah tidak menerima keterangan sakit yang diberikan orang tuanya.
"Kalau memang pergi dari sekolah, bolos, atau melakukan tindakan kriminal atau narkoba, kami akan terima. Ini kan anak kami baik-baik saja, hanya karena sakit masa diperlakukan seperti itu," kata Danny.
Danny mengaku, anaknya kini telah sekolah di SMA di kawasan Dago. Anaknya kembali duduk di bangku kelas satu SMA.
Sejauh ini kondisi kejiwaannya sudah membaik dibanding awal-awal. Tapi ia masih tetap mendampingi anaknya dan menyemangati anaknya untuk tidak tertekan lagi.
"Saya sudah mendengar jika sekolah memberikan keterangan. Tapi katanya pernyataan soal konferensi pers dari mereka mengalihkan subtansi masalah. Padahal kami kan persoalkan nilai nol, tapi kok menyerang pribadi," kata Danny.
Danny mengaku belum akan mengambil langkah hukum terkait dengan apa yang dialami anaknya tersebut. Ia menunggu hasil dari yang telah dilakukannya saat ini.
"Tapi kalau tidak ada respon yang baik. Akan kami mejahijaukan, Karena ada sikap diskriminasi terhadap anak."
"Secara etika, guru tidak memberikan kesempatan melakukan remedial atau tugas tambahan untuk memenuhi nilai. Hal ini mematikan kreatifitas," kata Danny. (cis)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.