PCNU Pontianak Gelar Tabligh Akbar Kupas Tuntas Aswaja An-Nahdliyah
Mengusung tema Kupas Tuntas Aswaja An-Nahdliyah, tabligh akbar ini dirangkai dengan peringatan tujuh hari wafatnya almarhum KH Sholahurrabbani
Penulis: Tito Ramadhani
Editor: Wahid Nurdin
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Tito Ramadhani
TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK - Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Pontianak melalui Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) NU Kota Pontianak dan Pendidikan Khusus Da'I Ahlussunnah Wal Jama'ah Densus 26, menggelar Tabligh Akbar dengan diawali shalat Isya berjamaah di Masjid Raya Mujadin Pontianak, Minggu (4/9/2016) malam.
Mengusung tema Kupas Tuntas Aswaja An-Nahdliyah, tabligh akbar ini dirangkai dengan peringatan tujuh hari wafatnya almarhum KH Sholahurrabbani, Direktur Aswaja Center PC NU Sampang.
Pengasuh Pondok Pesantren Sabilurrosyad Malang, KH Marzuki Mustamar yang juga selaku pengurus PBNU mengingatkan agar hendaknya tidak ada fitnah dalam ibadah.
"Yang sunnah di bilang bid'ah, dan yang bid'ah dibilang sunnah sekarang ini ada. Beberapa paham yang suka menyesatkan, misalnya syi'ah, menyesatkan para sahabat nabi. Wahabi, membid'ahkan amalan sunnah," ungkapnya.
Panglima Densus 26 ini menegaskan, Aswaja memiliki patokan dalam amaliyah, yakni mengikuti mazhab, Imam Syafi'i, Imam Hambali, Imam Hanafi serta Imam Maliki.
"Itulah argumentasi paham aswaja. Setiap tindakan ibadahnya Aswaja NU, selalu ada dalilnya, pertama dalil ayat Alquran, kedua dalil dari hadits, ketiga dari Ijma' Ulama' serta keempat dari Qiyas," paparnya.
Ketua PC NU Pontianak, Drs H Ahmad Faruki, menuturkan, digelarnya acara tersebut sebagai bentuk amanah yang pernah disampaikan Wakil Ketua MPR, Oesman Sapta Odang, agar menggelar kajian Aswaja.
"Diadakannya acara ini, karena Wakil Ketua MPR, Oesman Sapta Odang pernah berpesan untuk mengadakan acara kajian aswaja di Masjid Raya Mujahidin, beberapa bulan lalu," jelasnya.
Pada bulan suci Ramadhan yang lalu, PC NU Pontianak juga pernah menggelar acara Wejangan Aswaja. Dengan menghadirkan Ketua PBNU Pusat selaku pembicara.
"Selanjutnya takmir mujahidin mendorong supaya para ulama NU juga aktif dalam khutbah Jumat. Untuk mengembangkan dakwah islam di Kalbar," ujar Faruki.
Dalam acara ini, Kepala Kantor Wilayah Kemenag Kalbar, Drs H Syahrul Yadi, MSi menyampaikan pesan, bahwa tugas Nahdlatul Ulama (NU) dan fungsi NU itu sama dengan Kementerian Agama.
NU menurutnya, adalah kepanjangan tangan dari Kanwil Kemenag dalam berdakwah. Banyak aliran Islam di Indonesia, paham Aswaja adalah untuk menetralisir semua aliran.
"Paham Aswaja sudah menjadi kultural sejak dulu, dan mulai dikenal secara struktural beberapa tahun ini di Kalbar," terangnya.
Pengasuh Pondok Pesantren Asy Sirojiyah Sampang Madura, KH Itqan Fusiri mengatakan, pihaknya kerap menggelar pengajian serupa untuk untuk mengejar barakah ulama.
"Karena pesan pendiri NU, Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy'ari, siapa yang mengamalkan Aswaja dan mengurus NU, saya anggap santriku dan kudo'akan husnul khotimah," sambung pakar Aswaja Jatim ini.(*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.