Pembunuhan Pasutri yang Ditemukan dalam Gubuk yang Terbakar Masih Misterius
Dia sebutkan polisi membutuhkan waktu lama dan terukur untuk mengungkap kasus itu.
Penulis: Eddy Fitriady
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, ACEH - Kasus pembunuhan pasangan suami Munir (50) dan Nurul (45) yang ditemukan tewas terbakar di sebuah gubuk di perkebunan kawasan Tripa Makmur, Nagan Raya masih berbalut misteri.
Polisi yang mengusut kasus tersebut hingga kemarin belum menemukan titik terang untuk mengungkap motif dari pembuhan sadis itu.
“Kita masih menunggu hasil laboratorium forensik Mabes Polri terkait hasil penyelidikan,” kata Kapolres Nagan Raya AKBP Mirwazi SH MH menjawab Serambi, Senin (5/9).
Dia sebutkan polisi membutuhkan waktu lama dan terukur untuk mengungkap kasus itu.
Termasuk dalam hal menemukan pelaku dan menetapkan tersangka, polisi harus memiliki dasar bukti yang yang kuat.
Kapolres menjelaskan mengusut kasus tersebut tidak segampang yang dipikir publik meskipun selama ini banyak pihak yang bertanya mengapa penyelidikan yang dilakukan polisi terkesan lambat.
“Kita membutuhkan berbagai langkah dan penggunaan teknologi dalam mengungkap kasus ini. Sehingga penetapan pelaku dalam kasus ini benar-benar sesuai dengan fakta yang terjadi di lapangan,” ungkapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, pasangan suami istri Munir (50) dan Nurul (45), warga Gampong Mon Dua, Kecamatan Tripa Makmur, Kabupaten Nagan Raya ditemukan tewas mengenaskan setelah gubuk yang mereka tempati berkuruan 3 x 3 meter di kawasan perkebunan milik Koperasi Serba Usaha Makmur Mulia di kawasan Krueng Itam, Kecamatan Tadu Raya, hangus terbakar.
Peristiwa itu terjadi pada Minggu, 24 April 2016 dini hari sekitar pukul 01.20 WIB.
Kapolres Mirwazi juga menjelaskan kematian pasangan suami istri Munir (50) dan Nurul (45) yang ditemukan dalam gubuk perusahaan perkebunan diduga kuat merupakan kasus pembunuhan dengan pelaku lebih dari satu orang.
“Buktinya, di lokasi kita sudah mengamankan sejumlah barang bukti seperti topi dan obor. Kita juga sedang mengecek bekas keringat di topi yang diduga digunakan pelaku, sehingga nantinya bisa diketahui ketika hasil DNA-nya sudah keluar,” kata Kapolres.
Ia juga menjelaskan dalam mengusut kasus tersebut polisi sudah mengumpulkan sejumlah barang bukti termasuk hasil olah IT oleh petugas terkait percakapan sebelum terjadinya pembunuhan.
“Kalau sudah keluar hasilnya, barulah semua terungkap,” tegas Kapolres.(edi)