Pensiun dari Polri, Brigjen Pol Victor E Simanjuntak Siap Mengabdi di Sumatera Utara
Victor mengaku memiliki sejumlah konsep untuk memajukan Sumatera Utara di semua sektor, termasuk reformasi birokrasi, penguatan sektor belanja APBD
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Brigjen Pol Victor Edison Simanjuntak secara resmi pensiun dinas kepolisian.
Pelepasan purnabakti mantan Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dir Tipideksus) Mabes Polri ini berlangsung di PTIK, Jakarta, Selasa (6/9/2016).
Lantas apa yang akan dilakukan Victor saat masa pensiun ini?
Pria kelahiran Pematang Siantar, 16 Agustus 1957 itu, mengaku siap mengabdi dimanapun terkait pembangunan daerah khususnya terkait upaya pemberantasan korupsi.
“Saya berterima kasih kepada koprs kepolisian selama puluhan tahun ini tempat saya mengabdi. Perjalanan baru segera dimulai sejak hari ini, dan saya siap mengabdi di manapun, termasuk Sumatera Utara, daerah kelahiran saya,” katanya kepada wartawan, Selasa (6/9/2016).
Ketika ditanya apakah hal itu terkait rumors yang menyebut dia akan mencalonkan diri menjadi calon gubernur pada Pilkada Gubernur 2018 mendatang, Victor hanya tersenyum.
“Kita lihat saja. Ini memang tantangan baru dan banyak kawan yang menyorongkan ke sana, termasuk juga kawan-kawan di partai politik,” katanya.
Lulusan Akademi Kepolisian tahun 1985 ini mengaku memiliki sejumlah konsep untuk memajukan Sumatera Utara di semua sektor, termasuk reformasi birokrasi, penguatan sektor belanja APBD, partisipasi masyarakat dan dunia usaha, dan khususnya pemberantasan korupsi.
“Jika birokrasi kotor, semua rugi, termasuk dunia usaha dan masyarakat kita. Saya siap melibas korupsi-korupsi di Sumut,” tegas ayah dua anak ini.
Nama Brigjen Pol Victor Edison Simanjuntak sempat menjadi perhatian publik terkait penyidikan sejumlah kasus korupsi seperti kasus korupsi penjualan kondensat milik negara di SKK Migas, penimbunan sapi, kasus korupsi di Pertamina Foundation, hingga kasus Pelindo II.
Di era Victor, penanganan kasus korupsi demikian kencang, meski harus berbuah pahit dengan banyaknya tekanan yang dialami jajaran Bareskrim Polri.
Buntutnya, Budi Waseso yang saat itu menjabat Kabareskrim pun digeser ke BNN, dan Victor sendiri kemudian digantikan oleh digantikan Brigjen Bambang Waskito tidak lama setelah pergantian Budi Waseso.
Menurut Victor, banyak polisi yang baik di Indonesia, dan dirinya berkeyakinan kepolisian dapat terus meningkatkan citranya di dalam masyarakat.
“Banyak polisi yang baik dan bersih. Kita harus memberikan dukungan bagi mereka dengan memercayai mereka,” kata Victor.
Sebelum ada KPK, Victor sudah menyidik korupsi di Nusa Tenggara Timur (NTT) sejak tahun 2002, yaitu korupsi sarana kesehatan dan sarana penyimpanan dan penyaluran air bersih.
Saat itu menyidik korupsi dianggap aneh dan diejek, baik oleh polisi maupun penguasa, namun tetap tegar sampai kemudian dialih tugaskan karena menetapkan Gubernur NTT Piet Tallo sebagai tersangka.
Victor memulai karirnya di kepolisian sebagai Kapolsek Parengan Tuban tahun 1985, lalu kapolsek di Jatirogo, Tuban; Baureno, Bajonegoro, dan di Batu, Malang.
Setelah itu Victor menjadi Kanit Vice Control Bareskrim Polri tahun 1995, sebelum menjadi Kapolres di NTT yakni di Ngada dan Kupang hingga tahun 2004.
Dari sana dia menjadi Karo Personil Papua tahun 2005-2008, Kabag Polsus Deputy Ops Polri tahun 2009, Kepala Pusat pendidikan Adm Polri tahun 2009-2012, Kabag Kerjasama Luar Negeri tahun 2012-2014, dan menjadi Dir Tipideksus Bareskrim tahun 2014-2015.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.