Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Tragis Pendaki Asal Pekalongan Meninggal di Puncak Semeru Setelah Abaikan Larangan Petugas

Antong mengatakan rombongan pendaki asal Pekalongan itu nekat naik ke puncak Semeru (Mahameru), padahal pendakian hanya dibatasi di Pos Kalimati.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Kisah Tragis Pendaki Asal Pekalongan Meninggal di Puncak Semeru Setelah Abaikan Larangan Petugas
KOMPAS IMAGES
Danau Ranu Kumbolo yang berada di jalur pendakian ke Puncak Gunung Semeru, di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. 

TRIBUNNEWS.COM, LUMANJANG- Seorang pendaki bernama Zimam Arofik asal Pekalongan, Jateng, tewas saat mendaki Gunung Semeru, Jatim yang memiliki ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut.

"Pendaki yang beralamatkan Jalan WR Supratman 123 RT 005/RW 012 Kelurahan Panjang Wetan, Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan meninggal dunia di Pos Kalimati saat melakukan pendakian di Gunung Semeru," kata Humas Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Antong Hartadi saat dihubungi dari Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Rabu (14/9).

Menurutnya, korban bersama enam kawannya asal Pekalongan melakukan pendakian di gunung tertinggi Pulau Jawa itu pada Sabtu (10/9/2016).

Mereka mendaftar di Pos Ranupani, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang dengan persyaratan yang lengkap, termasuk surat keterangan dokter.

"Berdasarkan keterangan kawan korban, mereka berangkat dari Pos Ranupani pada 10 September 2016 sekitar pukul 17.00 WIB dan tiba di Ranu Kumbolo sekitar pukul 22.00 WIB," tuturnya.

Pada Minggu (11/9/2016), menyusul satu orang dari rombongan pendaki Pekalongan itu ke Ranu Kumbolo dan korban masih beraktivitas seperti biasa. Namun korban mengeluh sakit sakit pada pukul 23.00 WIB.

Keesokan harinya rombongan tersebut melanjutkan perjalanan ke Pos Kalimati dan tiba di batas terakhir pendakian Semeru sesuai rekomendasi TNBTS pada pukul 16.00 WIB.

Berita Rekomendasi

Kemudian para pendaki mendirikan tenda. "Korban juga masih mengonsumsi makanan dan istirahat," katanya.

Antong mengatakan rombongan pendaki asal Pekalongan itu nekat naik ke puncak Semeru (Mahameru), padahal pendakian hanya dibatasi di Pos Kalimati.

Mereka dilarang keras naik ke Mahameru karena berbahaya.

Berdasarkan kesaksian teman korban, Zimam tidak ikut naik ke puncak dan menjaga tenda di Pos Kalimati dengan perbekalan yang disediakan teman-temannya.

Korban kembali mengeluh sakit kepala yang cukup berat dan badannya hangat setelah rekan-rekannya turun dari puncak sekitar pukul 07.00 WIB pada Selasa (13/9/2016)

Korban sempat diberi obat oleh temannya dan rombongan pendaki ini memutuskan turun pada pukul 10.00 WIB.

Namun, sekitar 50 meter berjalan, korban mengeluh tidak kuat dan rombongan memutuskan kembali ke Pos Kalimati, serta kembali mendirikan tenda.

"Karena kondisi korban tidak kunjung membaik, tiga orang dari rombongan tersebut memutuskan mencari pertolongan di Ranu Kumbolo," katanya.

Mereka gagal mendapat bantuan dan akhirnya turun hingga di Pos Ranupani pada pukul 20.30 WIB, selanjutnya melaporkan kepada petugas TNBTS.

Dia menjelaskan petugas Resort Ranupani berusaha untuk melakukan evakuasi. Namun hari sudah malam dan kondisinya hujan, serta berkabut membuat tim evakuasi tidak berani menindaklanjuti laporan tersebut.

"Tim evakuasi kemudian berangkat keesokan harinya pada Rabu pagi. Saat tim sampai di lokasi Pos Kalimati, korban Zimam Arofik sudah meninggal dunia," katanya menambahkan.

Saat ini, lanjut dia, korban sudah dibawa ambulans ke ruang pemulasaraan Rumah Sakit Haryoto Lumajang untuk dilakukan visum, agar dapat diketahui penyebab meninggalnya pendaki asal Pekalongan itu.

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas