Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tukang Becak Ceramah Soal Rezeki, Mahasiswa dan Dosen Diam Menyimak

Kakek 11 cucu yang mengayuh becak sejak 1966 menguliahi para mahasiswa dan dosen MM FEB Unair tentang konsep rezeki.

Editor: Y Gustaman
zoom-in Tukang Becak Ceramah Soal Rezeki, Mahasiswa dan Dosen Diam Menyimak
Surya/Sulvi Sofiana
Direktur Pascasarjana Magister Manajemen Universitas Airlangga, Gancar Candra Premananto (batik biru), berfoto bersama tukang becak yang biasa mangkal di Gubeng Jaya Gang 7 dan sekitar Unair Kampus B, Surabaya, Kamis (15/9/2016). SURYA/SULVI SOFIANA 

Laporan Wartawan Surya, Sulvi Sofiana

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Sekitar puluhan tukang becak memberikan 'kuliah umum' tentang pengalaman mereka di depan para dosen dan mahasiswa pascasarjana.

Ya, Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Airlangga mengundang mereka untuk berbagi kisah dalam memaknai rezeki yang selama ini didapat. 

Satu di antara yang memberi kuliah umum adalah Majid (82). Sejak 1966 sampai memiliki 11 cucu, Majid masih mengayuk becak dan mengantar penumpangnya ke tempat tujuan.

"Kula niki mbecak, tapi tiyang kampung ngajeni kula sedanten. Rejeki niku mboten barengan, sing penting usaha (Saya ini tukang becak, tapi orang kampung menghormati saya dan keluarga. Rezeki itu tidak datang bersamaan, yang penting berusaha)," ungkap Majid di depan dosen-dosen Magister Manajemen Unair, Surabaya, Kamis (15/9/2016).

Ia juga berbagi pesan kepada umat Muslim untuk mensucikan diri dengan cara berwudu sebelum memulai segala pekerjaan, karena itu bagian dari ibadah.

Direktur Pascasarjana Magister Manajemen UNAIR, Gancar Candra Premananto, mengatakan acara ini rangkaian kegiatan peringatan Ulang Tahun ke-23 Program Studi Magister Managemen Fakultas Ekonomi Bisnis UNAIR.

Berita Rekomendasi

Selain berbagi kisah dengan para tukang becak, civitas yang bernaung dalam Golden Heart Community juga membagikan bahan pokok, perkakas, dan uang kepada anak-anak Kampung Anak Negeri Surabaya.

Setidaknya ada 20 tukang becak yang hadir untuk makan bersama, salat jemaah, dan berdiskusi dengan para dosen mengenai konsep rezeki.

Memilih tukang becak sebagai sasaran dalam rangka berbagi ilmu bukan tanpa beralasan. Mereka dihadapkan pada kondisi serba tak menentu mulai dari besaran penghasilan, hingga dampak perkembangan moda transportasi umum yang berbasis teknologi informasi seperti ojek online.

Kondisi semacam itu, menurut Gancar, tak ada salahnya bila dosen bisa menambah pengetahuan mengenai rezeki dari sudut pandang tukang becak.

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas