Gara-gara Pohon Mangga, Kepala Rutan Soppeng Dapat Masalah
Nasib sial yang menimpa Irpan, Kepala Rutan Kelas IIB Soppeng. Mungkin tak pernah terbesit di pikirannya. Niatnya ingin menghibur, justru bermasalah
Penulis: Fahrizal Syam
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Timur Fahrizal Syam
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Nasib sial yang menimpa Irpan, Kepala Rutan Kelas IIB Soppeng. Mungkin tak pernah terbesit di pikirannya. Niatnya ingin menghibur, justru ia mendapat masalah.
Irpan tersangkut masalah setelah ketahuan mengajak 17 narapidana Rutan Soppeng piknik di tempat wisata permandian air panas Lejja, di Kabupaten Soppeng.
Ia bersama empat petugas rutan serta 17 napi bermalam minggu, makan malam, serta bakar ikan bersama di sebuah hotel di sekitar tempat wisata tersebut.
Sialnya, empat narapidana lepas dari pengawasan Irpan. Keempatnya pergi ke kolam permandian tanpa sepengetahuan sang kepala Rutan.
Keempat narapidana tersebut lalu dijmput oleh anggota Polres Soppeng, lalu dipertemukan denga Irpan yang sudah berjam-jam mencari mereka.
Irpan yang ditemui di Kantor Wilayah Kemenkum HAM Sulawesi Selatan, Selasa (20/9/2016) mengatakan, apa yang ia lakukan semata untuk menunaikan janjinya ke para napi.
Ia pun menceritakan bagaimana janji itu ia lontarkan. Semua berawal dari sebatang pohon mangga yang tumbuh di sekitar rutan Soppeng.
"Pohon mangga itu tumbuh besar dan akar-akarnya menjalar dan membuat dinding rutan retak. Saya takut nanti roboh, apalagi di situ ada blok wanita," kata Irpan.
Singkat cerita, pohon itu kemudian ditebang dengan bantuan Dinas Pertamanan Kabupaten Soppeng. Namun pohon tersebut terlanjur merusak sebagian dinsing tembok rutan.
Dari situ, muncul inisiatif Irpan untuk mengajak para narapidana bekerja bakti. Akhirnya muncullah 17 narapidana yang melakukan kerja bakti.
Mereka bekerja memperbaiki dan mengecat tembok serta atap rutan yang rusak.
Melihat semangat para narapidana bekerja, terlontarlah janji dari mulut Irpan untuk para narapidana.
"Saya janjikan akan pergi rekreasi bersama para narapidana di Lejja jika sudah kerja bakti," tutur Irwan.
Tak mau berlama-lama menyimpan janji, Irpan dan 17 narapidana pun berangkat ke Lejja, Sabtu (17/9/2016) malam usai menyelesaikan pekerjaan merenovasi rutan selama beberapa hari.
"Saya memutuskan pergi waktu itu juga, karena saya sudah terlanjur berjanji, bagaimana kalau saya tiba-tiba meninggal sebelum menunaikan janji, ajal kita tidak ada yang tahu," kilahnya.
Ia juga beralasan bahwa para napi yang dibawa rekreasi adalah narapidana asimilasi yang telah menjalani 2/3 masa tahanannya.
Meski tak ada narapidana yang kabur, namun rekreasi narapidana ini menuai masalah bagi Irpan, ia pun kini bersiap menerima sanksi dari atasannya. (*)