Ini yang Dilakukan Nelayan Yogyakarta Saat Tidak Melaut karena Ombak Tinggi
Gusti Wiro menjelaskan bahwa untuk kegiatan tersebut, telah ada anggaran dari Pemda DIY melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) DIY
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Adanya gelombang tinggi di pantai selatan DIY dalam minggu-minggu ini tidak menghentikan total aktivitas nelayan untuk berburu ikan di sana.
Beberapa kapal besar, yang beratnya sekitar 10-30 gross ton masih tetap melaut. Pernyataan tersebut yang disampaikan Ketua DPD Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) DIY, KPH Wironegoro, Selasa (20/9/2016).
"Namun hanya sedikit nelayan di DIY yang menggunakan kapal besar. Jumlahnya hanya 10 persen dari total nelayan yang mencapai jumlah 3.000-an," tandas pria yang akrab disapa Gusti Wiro.
Sementara gelombang masih tinggi, bagi nelayan kecil yang tidak bisa melaut, mereka mengalihkan kegiatannya di berbagai macam sektor.
Mulai dari mengelola daerah pesisir untuk tujuan wisata di Gunung Kidul, budidaya air payau atau tambak udang, wisata dan konservasi alam serta penyu di Bantul, dan sebagainya.
Gusti Wiro menjelaskan bahwa untuk kegiatan tersebut, telah ada anggaran dari Pemda DIY melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) DIY.
Namun ia menegaskan bahwa anggaran tersebut tidak digunakan untuk membantu biaya hidup ketika sulit melaut.
"Lebih kepada pelatihan-pelatihan seperti potensi wisata, budidaya tambak udang atau air payau dan kegiatan-kegiatan lain yang bisa dilakukan ketika musim sulit tangkap ikan," tuturnya.