Puputan Badung Diperingati Lewat Kirab Bendera Merah Putih, Hingga Sembahyang di Pura Sakenan
Puluhan ribu krama adat Bali diperkirakan akan tumpah dalam kirab bendera Merah Putih, Minggu (24/9/2016).
Penulis: I Made Ardhiangga
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Made Ardhiangga
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Puluhan ribu krama adat Bali diperkirakan akan tumpah dalam kirab bendera Merah Putih, Minggu (24/9/2016).
Kirab bendera Merah Putih hingga persembahyangan di Pura Sakenan Serangan Denpasar akan menjadi peringatan Hari ke-110 Puputan Badung, Bali.
Bendesa adat Kuta Wayan Swarsa mewakili Pasubayan Desa Adat Tolak Reklamasi Teluk Benoa menyatakan kirab bendera ini merupakan bentuk penghormatan masyarakat adat dan masyarakat lokal Bali pada sejarah kebesaran Perang Puputan Badung.
Puputan Badung adalah perlawanan masyarakat Badung melawan penjajahan Belanda hingga titik darah terakhir.
"Makna semangat puputan sebagai wujud nasionalisme dalam penyelamatan sumber daya alam. Menyelamatkan Indonesia dari berbagai eksploitasi berlebih," kata Wayan Swarsa, Sabtu (24/9/2016).
Aksi ini juga dimaksudkan untuk memperingati Hari Maritim Nasional. Masyarakat Indonesia tahu apabila negara Indonesia adalah negara maritim.
Dua peristiwa di atas sangat tepat momentumnya dengan perjuangan rakyat Bali. Sebab selama empat tahun krama adat berupaya menyelamatkan Teluk Benoa dari upaya reklamasi.
"Menyelamatkan Teluk Benoa bagian dari upaya menyelamatkan pesisir nusantara. Itu juga menjadi semangat puputan yang digelorakan para pejuang dahulu," kata dia.
Peringatan ini akan dibuka di titik nol Kota Denpasar dan berakhir di Pulau Serangan. Lalu ditutup dengan persembahyangan umat Hindu Bali, untuk meminta alam Bali tetap dijaga dengan tidak ada pengurukan.